Bandung Story
Alhamdulillah, Bandung time! 😀
Kupikir, bagi sebagian orang pergi ke Bandung adalah hal mungkin direncanakan dengan (sangat) mudah. Apalagi jika ditempuh dari Jogja. Bagiku, Bandung time kali ini adalah sepaket mimpi yang terkabul secara bersamaan. Tentang bagaimana ‘jalan-jalan’ kali ini terealisasi dan kenapa memilih Bandung sebagai destinasi. Semua tertata, semua indah dan Allah yang mengaturnya sedemikian cantik.
Gerbong Eksekutif dan Kepuasan
Berawal dari adanya ‘sesuatu’ yang harus diselesaikan di Bandung, mau nggak mau memang harus memaksaku memesan tiket perjalanan dan mendapat tempat yang nyaman. Di salah satu kursi di gerbong bisnis untuk berangkat dan satu kursi di gerbong eksekutif untuk pulang. Satu kursi di gerbong eksekutif, bagiku sesuatu banget…hahaha, salah satu mimpi yang sudah lama sekali dalam angan-angan dan taraaaaaa, terwujud dalam perjalanan kali ini dengan rejeki yang tak diduga plus naik kereta yang memuaskan, on time! Terus saja ingat, dulu selalu mengulang-ngulang berkata pada ayah dan ibu “aku ingin naik kereta eksekutif dari aku nabung salary-ku.”
Mengunjungi Braga
Keinginan mengunjungi Braga memang sudah lama, sejak menonton film Madre dan Garasi. Braga seperti jantung di Bandung kota. It is fascinating landscape. But, unfortunately, when I am staying here, Braga is not as beautifull as I thought before. Ada perbaikan saluran air yang membuat trotoar terlihat tidak cantik. Never mind, it is not perfect but it makes me happy. I am in Braga right now and spending my time with my life-partner. Mengunjungi Braga adalah mimpi yang terkabul. Kupikir hanya mengunjungi yang sifatnya sebentar saja, tetapi Allah memberi lebih lewat teman-hidupku yang memesan hotel untuk menginap 5 hari 4 malam, di Braga. Berdua! Ditambah dengan kabar bahwa Abangku ini mendapat kesempatan diklat di Bandung selama 6 hari. Ya meskipun nanti aku lebih dulu yang akan meninggalkan Bandung dan Abang. Tapi, Alhamdulillah… 🙂
Mengunjungi Asia Afrika
Ini juga bagian dari keinginan jalan-jalan ketika suatu saat di Bandung. Jalan Asia Afika.
Museum Konferensi Asia Afrika
Gedung Merdeka di kawasan jalan Asia Afrika
Dan mimpi-mimpi lain yang terealisasi dalam satu paket dan satu waktu. To be continued…
Kalau sudah seperti ini, siapa yang tak percaya pada mimpi? Tetapi mimpi itu sendiri perlu diperjuangkan dengan ikhtiyar maksimal dan doa optimal. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu ragukan? 🙂
Braga, 10 November 2014
aku kemarin ke Bandung, tapi cuma ke Tangkuban Perahu..
jangan lupa mampir ke –katamiqhnur.com– yaa! di jamin nggak nyesel deh..
aku belum ke tangkuban perahu malah..
makasih kunjungannya 🙂
I will visit your blog