Pengalaman Ngopi Dengan Nuansa Groovy di Groovy Café
Di dekat kampus suami, Ajou University, ada sebuah kawasan yang namanya Gwanggyo Café Street. Sesuai dengan namanya, di tempat ini banyak sekali berderet-deret macam-macam kafe yang bisa kita temui. Suatu saat saya iseng memilih satu kafe secara random dan ingin membuktikan sendiri, apakah kafe ini nanti mampu merepresentasikan nama Gwanggyo Café Street.
Sekilas Tentang Groovy Café
Kafe yang saya pilih namanya adalah Groovy Café atau Geurubi kalau ditulis menggunakan Hangeul. Lokasinya berada di pinggir sungai dan agak tricky untuk menemukan pintu masuknya karena harus memutar sedikit dari jalan utama. Gwanggyo Café Street sendiri berlokasi di antara Ajou University dan Kyonggi University, Suwon City. Cukup ketik saja di google maps atau better di Naver map: Gwanggyo Café Street, maka akan muncul lokasi yang dimaksud. Untuk menuju lokasi juga cukup mudah, bisa menggunakan bus umum atau subway, sangat mudah dijangkau.
Kesan pertama ketika pertama kali masuk, saya langsung nyaman dengan konsep kafenya. Lampu-lampu yang dipasang tidak terlalu terang, malah lebih cenderung temaram. Di sekeliling dinding dipasang rak-rak buku yang menampung berbagai buku. Lampunya didesain nuansa old style yang bikin suasana lebih cozy. Sesuai dengan namanya, groovy kadang-kadang bisa diartikan sebagai sesuatu yang membuat nostalgia. Contoh misalnya: musiknya groovy banget, jadi inget musik-musik tahun 60-an. Jadi mengasosiasikan kalau style musiknya cukup retro dan terkesan old style. Material yang digunakan untuk kursi dan meja terbuat dari kayu yang memiliki nuansa tua. Entah kayunya memang sudah tua atau dikonsep sedemikian rupa, namun yang jelas furniture-nya ngeblend banget dengan konsep kafenya, ditambah karpet tua yang menambah vibe old stylenya.
Menu dan Harga di Café Groovy
Menu yang ditawarkan cukup variatif. Ada macam-macam kopi atau varian teh, juga menyediakan berbagai macam kue. Cukup untuk menemani sejam-dua jam baca buku atau bincang-bincang ringan. Sayangnya menunya menggunakan huruf Hangeul, jadi kalau tidak bisa baca siapkan saja aplikasi penerjemah, hehe. Harganya cukup standar dengan harga kafe-kafe di Korea. Kopi dan teh ditawarkan di kisaran harga 5-7 ribu won (sekitar 50-70 ribu rupiah). Sedangkan kue-kuenya di harga 7 ribu won. Paling mahal adalah bir, seharga 8 ribu won.
So, dengan konsep kafenya yang groovy banget, tempat ini cocok untuk baca buku, kerja sambil buka laptop atau ngobrol-ngobrol santai dengan teman. Dengan memilih kafe secara random saja, kesan yang saya dapat tidak mengecewakan. Nampaknya saya perlu mencoba kafe-kafe lain di kawasan Gwanggyo Café Street ini. Korea memang banyak sekali pilihan kafe dengan beragam tema, jadi tidak ada salahnya next time kita mencoba kafe lain di kawasan ini.
Baca juga: Menikmati Langit di Haneul Park, Taman di Atas Awan.