Inspiring Mom: Di Balik Tangan Dingin JeDar Couture

Don’t judge the book by its cover.

Saya pikir, kata bijak tersebut benar adanya dan semakin menyadarkan saya bahwa segala penilaian harus dimulai dengan berbagai macam pendekatan. Salah satu cara pendekatan yang bisa dilakukan adalah membangun komunikasi yang baik. Itu pun juga banyak jalannya, misalnya dengan ngobrol santai atau bahasa kekiniannya ngobrol cantik.

Nah, bertepatan pada peringatan Hari Kartini pada 21 April lalu, saya berkesempatan ngobrol cantik dengan sosok di balik tangan dingin JeDar Couture. Kesempatan tersebut saya dapat dari event BloggerCrony spesial blogger view bertajuk “Inspiring Mom: Look Great Think Smart”. Panasnya Ibukota benar-benar semakin membakar semangat saya untuk berangkat meskipun akan jadi kali pertama serta harus mencari alamat. Alhamdulillah, bukan alamat palsu.*hahaha*

DSC_0007 (1).jpg*dokumentasi pribadi*

Bicara tentang Inspiring Mom tentu saja tidak akan ada habisnya dan tentu saja memiliki standar ukuran masing-masing. Di kesempatan Kartinian kali ini, saya berkesempatan mengikuti acara ngobrol cantik bersama ibu muda yang dari tangannya terlahir sebuah karya bernama JeDar Couture. JeDar Couture bernaung di bawah PT. Buana Lautan Mas Garmindo yang terletak di pusat belanja sejuta umat ibukota bahkan dari luar ibukota.

JeDar Couture adalah sebuah brand clothing line yang dilahirkan oleh Jessica Iskandar. Iya, Jessica Iskandar yang sering terlihat di layar kaca sebagai public figure. Ibu Muda kelahiran tahun 1988 ini memulai karir di dunia modelling dan sebagai bintang layar lebar “Dealova”. Jessica Iskandar atau yang lebih akrab di sapa JeDar yang membangun personal brandingnya di dunia hiburan sebagai sosok yang terlihat tidak begitu cerdas. Namun, setelah ngobrol cantik di acara Blogger Gathering ternyata di luar dugaan. JeDar selain memang benar-benar cantik, bahkan lebih cantik dari pada saat di layar televisi, ia juga seorang sosok yang cerdas dan kuat.

Ibu muda yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti memulai melebarkan sayap di dunia bisnis di akhir tahun 2015, yang awalnya dirintis bersama-sama dengan Raffi Ahmad. Tidak hanya ajimumpung karena JeDar adalah seorang artis dan public figure, tetapi JeDar memang memiliki darah seni di bidang desain sesuai dengan jurusan yang pernah diambilnya ketika kuliah. Kemampuannya di bidang desain dan kecermatannya menjemput peluang tidak disia-siakan olehnya. Apalagi JeDar telah memiliki putra yang menjadi pusat segala semangatnya.

DSC_0001 (2).jpg*dokumentasi pribadi*

Menjadi single mom, mompreneur sekaligus public figure bukanlah hal yang mudah. Perlu manajemen waktu yang sangat ketat untuk menjalankan semuanya. Perlu mental kuat dan mental pemenang untuk menggerakkannya, itulah yang dimiliki oleh JeDar. Apa sajakah itu?

  • Pandai mengatur waktu. JeDar menjelaskan bahwa mengatur waktu untuk menjangkau semua rutinitas untuk menjalani hari-hari memang melelahkan. Oleh karena itu, JeDar benar-benar membaginya dengan secermat mungkin, terlebih sudah ada El Barrack yang membutuhkannya. JeDar memanfaatkan waktu senggangnya misal saat di perjalanan sambil menikmati kemacetan, ia manfaatkan untuk membalas chat yang masuk pemesanan JeDar Couture. Weekend adalah waktu yang dimanfaat untuk El Barrack, putranya dan JeDar mulai mengurangi shooting sinetron kejar tayang agar bisa tetap membesarkan JeDar Couture dan lebih banyak meluangkan waktu untuk El.
  • Fokus. Dalam menjalankan bisnisnya, JeDar mengatakan bahwa fokus adalah kunci utama. Salah satunya fokus untuk memilih media marketing. Misalnya, JeDar lebih fokus menggunakan Instagram sebagai campaign untuk mengenalkan brandnya.
  • Bangga dan bersyukur menggunakan brand hasil karya sendiri. Sebagai artis dan pusat perhatian, gaya busana JeDar pun tak lepas dari seribu pasang mata yang melihatnya. Style yang terlihat casual namun tetap elegan banyak melahirkan pertanyaan padanya. Dari sanalah, salah satu alasan JeDar Couture dilahirkan. Agar tidak hanya JeDar yang bangga memakai brand karya sendiri tetapi juga masyarakat luas ikut bangga mengenakan clothing karya anak negeri.
  • Ringan tangan dalam berbagi ilmu. JeDar menyadari bahwa segala pencapaian dan kerja kerasnya bisa tercapai dan dijalani dengan mudah juga karena keberadaan teman-teman dan para fans-nya. Di mana pun, dengan siapa pun, ia pun siap berbagi ilmu tentang bisnis clothing line-nyaKarena dengan berbagi itulah sebenarnya JeDar sedang membangun relasi, begitu ungkapnya.
  • Aktif berperan. JeDar melahirkan JeDar Couture tidak sendirian, ada tim yang hebat yang senantiasa mendukung dan membantunya. Namun, ikut aktif di dalamnya adalah hal yang penting. Bukan tidak percaya, namun ada sebuah bahagia ketika ikut aktif di dalamnya dan JeDar mendesain sendiri JeDar Couture. Menuangkan semua kreatifitas dan imajinasi dalam karyanya secara langsung sehingga brand yang ia miliki benar-benar mencerminkan pemiliknya.
  • Memenuhi Hak Anak. Menajdi ibu muda dengan segudang aktifitas, JeDar tidak lantas melupakan hal El Barrack untuk mendapatkan ASI eksklusif. Inspiring Mom ini juga selalu berupaya agar El Barrack lulus ASI hingga 2 tahun. Kebayang kan gimana tantangan yang harus ditaklukkan?

Yap, itulah sosok tangan dingin dibalik JeDar Couture yang hangat, ceria, dan penuh semangat. Lalu, apa sih JeDar Couture itu?

DSC_0010.jpg*dokumentasi pribadi: Koleksi JeDar Couture*

JeDar Couture adalah sebuah brand fashion yang dirintis oleh Jessica Iskandar. Koleksi JeDar Couture terdiri atas T-shirt, jogger, pants, denim, dress, juga jumpsuit. Nyot Nyot adalah sebuah nama celana denim strict yang ringan dan elegan. Celana Nyot Nyot ini salah satu produk yang paling hits, lhooo. Bahannya lembut dan bagus. Tidak hanya celana, JeDar juga mengeluarkan aneka T-shirt yang bahannya sangat lembut dan menyerap keringat, nyaman dipakai dan cocok dikenakan di negara tropis seperti Indonesia yang mendapat cahaya matahari terus-menerus. Modelnya juga kekinian, bisa dipakai oleh kalangan remaja, wanita dewasa, bahkan ibu-ibu sekalipun tetapi tetap up to date dan memancarkan semangat jiwa muda.

Harga JeDar Couture antara Rp 149.000 hingga Rp 700.000. Ada harga ada rupa ya :D. Tenang, kualitas dijamin bahkan JeDar yang memilih, menentukan, dan mengawasinya secara langsung. Di waktu-waktu tertentu juga tersedia diskon yang menggoda iman, jadi sering-seringlah stalking ke instagramnya @jedar_superbintangid.

Produk brand JeDar Couture juga mudah didapatkan kok, bisa pemesanan langsung via LINE, Instagram, blibli.com, Lazada, dan Zalora. Bisa juga didapatkan di offline market, yaitu di Ramayana dan Lotus.

Bulan ini rasa-rasanya saya sedang dididik oleh Tuhan lewat beragam cara dengan beragam hikmah tentang hidup. Salah satunya yang dikatakan JeDar adalah jangan pernah merasa lelah, terus berjuang memberikan yang terbaik karena kebaikan yang kita lakukan tidak hanya untuk kita melainkan untuk orang lain. Selain itu, saya juga belajar tentang penilaian bahwa jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dalam menilai seseorang. Semoga semangat JeDar sebagai seorang ibu dan mompreneur menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk tidak mudah menyerah dan terus semangat menciptakan kebaikan-kebaikan. ^^

FB_IMG_1461240685907
*sumber foto: kiriman*

Screenshot_2016-05-04-22-28-13.png
*sumber: Instagram @jedar_superbintangid*

 

Serunya Kuliah Lapangan Ala #siAPP Jalan-Jalan

Sebagai seorang yang memiliki latar pendidikan yang jauh dari bidang teknik dan industri, betapa bahagia ketika mendapat ajakan dari seorang kawan yang saya anggap senior di bidang jurnalisme untuk jalan-jalan rasa ‘kuliah lapangan’ di kawasan industri hijau. Industri hijau yang akan dikunjungi berada di kawasan Karawang yang terkenal sebagai salah satu pusat kota industri. Lalu, mengapa saya menyebutnya sebagai industri hijau? Yuuuk, lanjutin bacanya, pelan-pelan saja. 😀

Selasa (19/4) adalah pengalaman pertama saya merasakan kuliah lapangan di sebuah industri hijau, PT. Pindo Deli Pulp and Paper yang terletak di kota Karawang, Bekasi Timur. Saya menyambut ajakan dan perjalanan dengan antusias. Awal pagi itu, mula-mula saya mulai dengan sebuah rasa syukur sebagai newcomer di Jakarta, saya memperoleh kesempatan langka ‘melihat’ sisi lain hiruk pikuk kota Jakarta. Kendaraan yang nyaring dengan klaksonnya dan ritme orang-orang yang akan memulai aktifitasnya.

IMG-20160419-WA0000

Perjalanan dimulai di titik meeting point yang telah ditentukan di Sinar Mas Land Tower kawasan Thamrin. Saya tidak sendiri, ada banyak partner yang berada dalam perjalanan menuju Karawang. Saya bersama orang-orang hebat. Menurut saya, perjalanan yang menyenangkan itu tergantung partner perjalanannya, mengasyikkan atau membosankan. Betapa saya senang sekali bersama partner yang mengasyikkan.

IMG-20160419-WA0008

Perjalanan Jakarta-Karawang ditempuh kurang lebih 2 hingga 2,5 jam. Setelah keluar tol memasuki kawasan industri, sampailah kami di PT. Pindo Deli Pulp and Paper. Hal yang menakjubkan saat memasuki kawasan PT. Pindo Deli Pulp and Paper betapa mata dimanja dengan hijaunya pohon-pohon yang menjulang di kanan-kiri. Sensasinya semacam naik-naik ke puncak gunung.

IMG-20160419-WA0071

Tiba di kantor, kami disambut dengan sangat hangat oleh Bapak Andar Tarihoran -CSR dan Humas-. Sebelumnya, kami disambut oleh para bapak-bapak keamanan yang membagikan kartu VIP Visitor dan helm-helm putih, ini dilakukan sebagai SOP keamanan. Sambutan hangat berlanjut di ruang auditorium PT. Deli Pindo Pulp and Paper dengan kombinasi aroma kopi dan teh panas dengan ruangan yang sejuk, kami mengikuti sambutan Bapak Huang Hua Ching -Direktur- dilanjutkan dengan profil perusahaan berlanjut dengan inti materi how we look into paper making process.

Pernahkah kita memikirkan atau sedikit terlintas tentang proses lahirnya kertas yang ada di tangan kita? Apakah sesederhana saat kita menggunakannya? Nah, saya pun juga baru mengetahui bahwa kertas terlahir dengan proses yang tidak mudah dan panjang. Ada orang-orang hebat yang membidani kertas-kertas yang kita pakai. Ada mesin-mesin yang harus dipantau setiap detik dalam perputaran waktu 24 jam.

Di ruang auditorium, saya (kami) mendapat penjelsan yang rinci tahapan pembuatan kertas dan tisu. Namun, lagi-lagi saya mendapati banyak istilah-istilah yang asing di telinga, ya meskipun ada video yang diputar jadi sedikit membantu memberi gambaran. Setelah semua sesi dijelaskan dengan sangat bagus, Bapak Andar seakan menangkap antusias kami termasuk saya dengan tawaran yang akhirnya membawa saya melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri proses kelahiran para kertas putih berkualitas yang hadir di tengah-tengah kita.

DSC_0007.jpg

Yap, kuliah lapangan dimulai di Distrik PM 8. Sebelumnya, kami sudah dijelaskan tentang peraturan mengunjungi pabrik di mana segala proses pembuatan kertas dilakukan, di antaranya kami tidak boleh mengambil foto di sudut-sudut tertentu karena akan mengganggu sistem kerja mesin yang sangat sensitif dengan kilatan kamera. Proses yang panjang dan tidak sederhana terjadi di sini, mulai dari pembersihan bahan baku, pengolahan, hingga penggulungan menjadi jumbo roll paper yang nantinya masih harus dipotong menjadi ukuran A4 dkk. Rangkaian mesin diawasi selama 24 jam secara terus-menerus. Proses ini dibagi menjadi 2 shift kerja yang masing-masing terdiri dari 32 orang yang akan siap siaga menjaga.

DSC_0011(1)

Selain mereka para yang berperan dibalik layar melakukan pengawasan, ada juga yang memiliki peran di balik botol-botol eksperimen yang berada di laboratorium. Disinilah kualitas benar-benar dijaga yang akhirnya membuahkan hasil bahwa kertas milik PT. Pindo Deli Pulp and Paper diakui kehalalannya oleh MUI. Saya pikir ini adalah sebuah komitmen untuk melindungi hak konsumen. It is a big deal for using a good stuff in life.

DSC_0009(1).jpg

Selama berkeliling pabrik, akhirnya saya menyadari ada yang salah tentang apa yang saya pikirkan. Ketika masuk mata dimanja habis-habisan dengan dedaunan yang seakan melambai mesra yang itu saya pikir ‘ah, hanya di depan aja, coba nanti di belakang apakah seperti ini?’. Maafkan atas kacaunya prasangka saya ini, ternyata prasangka salah, dari kantor menuju distrik PM 8 pepohonan rindang di sisi kanan-kiri semacam hutan pinus, jika dilihat dari betapa rapi barisan pohon, maka memang sengaja dibuat sehijau mungkin lingkungan PT. Pindo Deli Pulp and Paper, meski ada beberapa bagian yang pepohonannya tidak beraturan, mungkin itu bagian yang alami yang sudah ada ketika pabrik mulai berdiri. Kawasan hijau dengan rindangnya pepohonan masih terus berlanjut menemani perjalanan dari distrik PM 8 hingga kembali lagi menuju pintu gerbang di depan.

Tentang PT. Pindo Deli Pulps and Paper

Agar lebih bisa menghayati bagaimana bahagia yang saya rasa ketika jalan-jalan rasa kuliah lapangan, simak dulu video proses dibalik layar di sini.

Industri hijau adalah industri berwawasan lingkungan yang menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup melalui efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini terlihat setidaknya di lingkungan kawasan pabrik yang benar-benar hijau. Perjalanan PT. Pindo Deli Pulps and Paper mendapat gelar industri hijau tidak serta jatuh dari langit begitu saja. Namun, melalui berbagai proses dan tahapan melalui beberapa kriteria penilaiannya. Di antaranya didasarkan pada tiga hal utama, yakni proses produksi yang meliputi efisiensi produksi, penggunaan material input, energi, air, teknologi proses, sumber daya manusia dan lingkungan kerja di ruang proses produksi. Kemudian, kinerja pengelolaan limbah meliputi penurunan emisi CO2 (untuk industri besar), pemenuhan bahan baku mutu lingkungan (industri sedang), serta manajemen perusahaan. Semua kriteria penilaian tersebut didapat melalui proses dalam rangka meningkatkan kualitas.

Penghargaan industri hijau diberikan Kementerian Perindustrian dan diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada 2015 sekaligus hal ini menegaskan bahwa perusahaan telah menerapkan upaya efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan setelah melalui berbagai tahap seleksi dan verifikasi oleh Kementerian Perindustrian berdasarkan sistem yang dievaluasi secara berkala termasuk kinerja pengelolaan lingkungan perusahaan.

Beberapa hasil produksi PT. Pindo Deli Pulps and Paper antara lain Bola Dunia, Buku Mirage, Gold Paper, Sinar Dunia, Paseo, dan Nice. Nama-nama (produk) yang sudah tidak asing lagi di kehidupan sehari-hari.

Nah, satu lagi yang membuat saya tertarik adalah sebuah obrolan singkat di antara deru mesin adalah bahwa PT. Pindo Deli Pulp and Paper juga mendaur ulang kertas sebagai komitmen dari gelar industri hijau yang telah disandangnya. Semoga pendengeran saya benar adanya di antara bising dalam menangkap info menyenangkan ini. Para punggawa dibalik layar pun dengan dedikasi tinggi menghadirkan sesuatu yang terbaik, maka kita generasi muda ini juga harus bangga dengan menggunakan produk dalam negeri.

Sampai ketemu kembali di jalan-jalan antimainstream rasa kuliah lapangan selanjutnya yaaa… *(bukan)kode 😀

IMG_20160419_192238.jpg

Disclaimer: foto-foto di HP saya semua masuk di galeri dan saya sendiri bingung mana jepretan saya sendiri dan mana yang berasal dari group WA. Bagi teman-teman yang merasa memiliki hak cipta, boleh meninggalkan komentar agar nantinya saya tambahkan keterangan di bawah foto. Terimakasih ^^

 

 

BloggerCrony Meets Up: ‘Branding You and Your Blog’ Bersama Dya Loretta & Forum Liputan6 SCTV

Pertama-tama, saya ingin mengheningkan cipta terlebih dahulu untuk sejenak bersyukur atas kesempatan yang saya terima melalui Blogger Crony Community. Kedua, mau sungkem dulu ke Mbak Wawa biar jadi anak yang berbakti *hehe* dan mengucap salam pada Mas Satto Raji karena ‘melirik’ saya hingga saya bisa punya kesempatan ‘main’ ke SCTV Tower.

DSC_0001 (1)*Dokumentasi Pribadi*

Di penghujung minggu kedua di bulan April ini, saya mendapat kesempatan untuk belajar tentang personal branding khususnya blog dengan judul ‘Branding You and Your Blog’ bersama Dya Loretta –Dosen Komunikasi dan Marketing Communication Expert di 5 universitas- & Forum Liputan6. Workshop hari ini adalah salah satu agenda program Capacity Building BloggerCrony untuk D’Cronys menambah softskill. 

DSC_0003*Dokumentasi Pribadi*

Blogger meets up dalam workshop ‘Branding You and Your Blog’ diselenggarakan di News Meeting Room lantai 14 SCTV Tower Senayan City. It was a great chance to me, betapa tidak, kapan lagi bisa masuk kantor SCTV dengan keamanan yang super oke *hahaha*. Acara di buka dari Forum Liputan6 SCTV tentang beberapa program Forum Liputan6 termasuk menjelaskan tema lomba Liputan6 tentang Kartini (Kekinian) serta sambutan hangat untuk para peserta.

DSC_0013*Dokumentasi Pribadi*

Sesi selanjutnya materi personal branding disampaikan oleh Mbak Dya Loretta yang diawali dengan sebuah kisah inspiratif seorang gadis cilik yang akrab disapa Icha, dia adalah salah satu gadis cilik yang sukses membangun personal branding di usia 7 tahun, usia yang masih sangat muda. Mbak Dya Loretta menurut saya sangatlah bagus menyampaikan setiap poin materi sehingga saya khususnya sebagai salah satu peserta mampu menyerap dengan baik sambil flashback kejadian atau peristiwa yang pernah saya lalui, lihat, ataupun saya dengar yang memiliki kemiripan atau sama persis dengan apa yang disampaikan MbaDya Loretta.

DSC_0011*Dokumentasi Pribadi*

Suksesnya membangun personal branding akan sangat berpengaruh kepada blog yang sudah kita bangun. Ketika kita semakin memahami konsep diri kita maka akan semakin puas dan merasa nyaman dengan diri kita di mana kita akan menemukan ciri khas dari diri kita yang akan jadi kekuatan kita dalam rangka self promotion jika kita sebagai blogger maupun sebagai entrepreneur. Ada beberapa elemen personal brand identity yaitu, attribute, personality, value and benefit, uniqueness, outlook, dan consistence. Personal Branding berangkat dari soul (jiwa) yang ada dalam diri.

DSC_0014*Dokumentasi Pribadi*

Setelah kita mampu mengenali siapa diri kita dan mampu membangun sebuah personal branding, maka tahap selanjutnya adalah menentukan elemen media sebagai media komunikasi yang akan mendukung kita. Mbak Dya Loretta membaginya dalam 5 hal yaitu, lingkungan, makna, simbol, proses, dan sosial.

DSC_0009*Dokumentasi Pribadi*

Sekarang ini, saya benar-benar mengakui bahwa dunia media digital sangatlah mengalami kemajuan bahkan hampir-hampir tak terbentung. Kemajuan itulah yang seharusnya kita mampu menangkap peluang untuk dimanfaatkan sebagai media online kita memperkenalkan diri kita. Beberapa media digital yang familiar telah kita kenal, seperti Facebook, Twitter, Periscope, Linkedin, Instagram, blog dengan berbagai platform, dan kawan-kawannya. Semua media online itu bisa kita jadikan sebagai media promosi yang menampilkan image tentang diri kita.

DSC_0012*Dokumentasi Pribadi*

DSC_0016*Dokumentasi Pribadi*

Lalu, apa tahap selanjutnya? Tahap selanjutnya adalah memahami dan menentukan target pembaca. Misalnya, beauty blogger memberikan tips make up dan review produk kecantikan dengan target pembaca usia 18-25, make up untuk ke kantor, make up untuk hang out, dan seterusnya.

Setelah semua dilakukan, hal yang paling terakhir adalah harus konsistensi dan fokus. Fokus meningkatkan branding yang sudah dibangun di media sosial yang kita gunakan serta konsisten mengunggah tulisan kita sebagai komitmen dari sebuah konsistensi.

DSC_0019*Dokumentasi Pribadi*

Daaaan, you can say proudly, “Yes, it’s me!”

DSC_0017*Dokumentasi Pribadi*

Nah, tibalah saatnya saya cuap-cuap tentang workshop yang telah menyalakan semangat saya untuk terus bisa meng-upgrade kualitas diri saya di dunia per-blogging-an, konsisten, dan fokus. Poin-poin yang susah-susah gampang.

Saya teringat bahwa ‘rumah’ aksara saya ini telah saya bangun sejak April 2008. Yap, telah berusia satu windu. Namun, usia dan kualitas yang saya hasilkan belumlah sebanding. Dari workshop “Branding You and Your Blog” akhirnya saya mensyukuri bahwa saya memiliki ilmu dan pengalaman sebagai bekal ‘mau dibawa ke mana blog ini’ *sambil dinyanyiin* Saya pun seharusnya sudah harus memulai untuk mengurangi segala macam pembenaran yang membuat saya menunda untuk menulis. Sayang banget kan, ilmu ada, para coaches yang hebat ada, dan teman-teman yang saling menularkan semangat ‘ayo menulis’ pun ada. Selain tentang menulis, pengalaman hari ini telah membawa saya ‘melihat’ Jakarta melalui passion sekaligus sama bisa belajar tentang public speaking dari Mbak Dya Loretta dan seni berkomunikasi dengan teman-teman yang baru saya temui. Ah, this happiness is unspoken conclusion.

Daaaan, terimakasih BloggerCrony Community ^^

13006734_1128087470566669_7245607578012198827_n*Foto dari Fatiha Fathan Fara*

BloggerCrony Meets Up: ‘Branding You and Your Blog’ Bersama Dya Loretta & Forum Liputan6 SCTV

Pertama-tama, saya ingin mengheningkan cipta terlebih dahulu untuk sejenak bersyukur atas kesempatan yang saya terima melalui Blogger Crony Community. Kedua, mau sungkem dulu ke Mbak Wawa biar jadi anak yang berbakti *hehe* dan mengucap salam pada Mas Satto Raji karena ‘melirik’ saya hingga saya bisa punya kesempatan ‘main’ ke SCTV Tower.

DSC_0001 (1)*Dokumentasi Pribadi*

Di penghujung minggu kedua di bulan April ini, saya mendapat kesempatan untuk belajar tentang personal branding khususnya blog dengan judul ‘Branding You and Your Blog’ bersama Dya Loretta –Dosen Komunikasi dan Marketing Communication Expert di 5 universitas- & Forum Liputan6. Workshop hari ini adalah salah satu agenda program Capacity Building BloggerCrony untuk D’Cronys menambah softskill. 

DSC_0003*Dokumentasi Pribadi*

Blogger meets up dalam workshop ‘Branding You and Your Blog’ diselenggarakan di News Meeting Room lantai 14 SCTV Tower Senayan City. It was a great chance to me, betapa tidak, kapan lagi bisa masuk kantor SCTV dengan keamanan yang super oke *hahaha*. Acara di buka dari Forum Liputan6 SCTV tentang beberapa program Forum Liputan6 termasuk menjelaskan tema lomba Liputan6 tentang Kartini (Kekinian) serta sambutan hangat untuk para peserta.

DSC_0013*Dokumentasi Pribadi*

Sesi selanjutnya materi personal branding disampaikan oleh Mbak Dya Loretta yang diawali dengan sebuah kisah inspiratif seorang gadis cilik yang akrab disapa Icha, dia adalah salah satu gadis cilik yang sukses membangun personal branding di usia 7 tahun, usia yang masih sangat muda. Mbak Dya Loretta menurut saya sangatlah bagus menyampaikan setiap poin materi sehingga saya khususnya sebagai salah satu peserta mampu menyerap dengan baik sambil flashback kejadian atau peristiwa yang pernah saya lalui, lihat, ataupun saya dengar yang memiliki kemiripan atau sama persis dengan apa yang disampaikan MbaDya Loretta.

DSC_0011*Dokumentasi Pribadi*

Suksesnya membangun personal branding akan sangat berpengaruh kepada blog yang sudah kita bangun. Ketika kita semakin memahami konsep diri kita maka akan semakin puas dan merasa nyaman dengan diri kita di mana kita akan menemukan ciri khas dari diri kita yang akan jadi kekuatan kita dalam rangka self promotion jika kita sebagai blogger maupun sebagai entrepreneur. Ada beberapa elemen personal brand identity yaitu, attribute, personality, value and benefit, uniqueness, outlook, dan consistence. Personal Branding berangkat dari soul (jiwa) yang ada dalam diri.

DSC_0014*Dokumentasi Pribadi*

Setelah kita mampu mengenali siapa diri kita dan mampu membangun sebuah personal branding, maka tahap selanjutnya adalah menentukan elemen media sebagai media komunikasi yang akan mendukung kita. Mbak Dya Loretta membaginya dalam 5 hal yaitu, lingkungan, makna, simbol, proses, dan sosial.

DSC_0009*Dokumentasi Pribadi*

Sekarang ini, saya benar-benar mengakui bahwa dunia media digital sangatlah mengalami kemajuan bahkan hampir-hampir tak terbentung. Kemajuan itulah yang seharusnya kita mampu menangkap peluang untuk dimanfaatkan sebagai media online kita memperkenalkan diri kita. Beberapa media digital yang familiar telah kita kenal, seperti Facebook, Twitter, Periscope, Linkedin, Instagram, blog dengan berbagai platform, dan kawan-kawannya. Semua media online itu bisa kita jadikan sebagai media promosi yang menampilkan image tentang diri kita.

DSC_0012*Dokumentasi Pribadi*

DSC_0016*Dokumentasi Pribadi*

Lalu, apa tahap selanjutnya? Tahap selanjutnya adalah memahami dan menentukan target pembaca. Misalnya, beauty blogger memberikan tips make up dan review produk kecantikan dengan target pembaca usia 18-25, make up untuk ke kantor, make up untuk hang out, dan seterusnya.

Setelah semua dilakukan, hal yang paling terakhir adalah harus konsistensi dan fokus. Fokus meningkatkan branding yang sudah dibangun di media sosial yang kita gunakan serta konsisten mengunggah tulisan kita sebagai komitmen dari sebuah konsistensi.

DSC_0019*Dokumentasi Pribadi*

Daaaan, you can say proudly, “Yes, it’s me!”

DSC_0017*Dokumentasi Pribadi*

Nah, tibalah saatnya saya cuap-cuap tentang workshop yang telah menyalakan semangat saya untuk terus bisa meng-upgrade kualitas diri saya di dunia per-blogging-an, konsisten, dan fokus. Poin-poin yang susah-susah gampang.

Saya teringat bahwa ‘rumah’ aksara saya ini telah saya bangun sejak April 2008. Yap, telah berusia satu windu. Namun, usia dan kualitas yang saya hasilkan belumlah sebanding. Dari workshop “Branding You and Your Blog” akhirnya saya mensyukuri bahwa saya memiliki ilmu dan pengalaman sebagai bekal ‘mau dibawa ke mana blog ini’ *sambil dinyanyiin* Saya pun seharusnya sudah harus memulai untuk mengurangi segala macam pembenaran yang membuat saya menunda untuk menulis. Sayang banget kan, ilmu ada, para coaches yang hebat ada, dan teman-teman yang saling menularkan semangat ‘ayo menulis’ pun ada. Selain tentang menulis, pengalaman hari ini telah membawa saya ‘melihat’ Jakarta melalui passion sekaligus sama bisa belajar tentang public speaking dari Mbak Dya Loretta dan seni berkomunikasi dengan teman-teman yang baru saya temui. Ah, this happiness is unspoken conclusion.

Daaaan, terimakasih BloggerCrony Community ^^

13006734_1128087470566669_7245607578012198827_n*Foto dari Fatiha Fathan Fara*

Bring Your Best With Your Color by Indonesiana & Tempo Institute

12986956_10153995063742347_3484114641469099021_n*Foto dari Almazia*

Pertama-tama, saya perlu sekali bersyukur mendapat kesempatan sebagai salah satu peserta yang dilirik. Kedua, saya perlu bersyukur menjadi bagian dari Blogger Perempuan.

Secara kodrati khususnya bagi seorang wanita yang diciptakan lengkap dengan kecantikan yang dimiliki masing-masing, pasti ingin berpenampilan menarik, di luar rumah ataupun minimal di rumah, di depan suami dan anak-anak. Penampilan, bagaimana pun akan memengaruhi penilaian awal orang lain terhadap diri kita. Diakui atau tidak, sebenarnya penampilan kita itu bisa menambah kepercayaan diri.

Sebelum saya berbagi tentang materi workshop kemarin, saya mendapat sebuah warming up sebelum acara dimulai, hal yang saya dapat itu tentang personal branding. Singkat cerita, kemarin itu akhirnya saya kopi darat dengan teman-teman Blogger Perempuan. Saat saling sapa antara saya dan Mbak Desy -tepatnya setelah saya menyebut nama-, tanggapan Mbak Desy adalah “Oh Cindi ya? Yang profilnya pakai foto kaki” *hahahaha* Yes, I got it. Itulah branding/image (mungkin) diingat teman-teman di dunia maya tentang seorang Cindi. Saya pun akhirnya bisa mempunyai jawaban ketika ada yang berkomentar ‘ganti dong foto profilnya’.

Oke, back to workshop, 

Workshop Personal Branding bertajuk Bring Your Best diselenggarakan oleh Indonesiana dan Tempo Institute bertempat di Gedung Tempo Lantai 7 Jalan. Palmerah Barat no. 8 pada hari Selasa, 12 April 2016. Workshop dibuka oleh Mbak Isti dari Indonesiana yang super charming dan enerjik. Workshop ini mengundang dua narasumber yang expert dan telah berpengalaman di bidangnya yaitu, Debora Amelia Santoso (peraih penghargaan Top 5 PR Indonesia) dan Fitria Carolina Adiwibowo ( Make Up Artist dari Australia dan manager editor majalah fashion Australia). Selama menyampaikan materi, kedua narasumber sangat ramah dan supel. Rasanya sangat nyaman belajar dari beliau berdua.

Secara garis besar, -bagi saya- workshop tersebut membuka kesadaran saya akan pentingnya warna untuk menggambarkan bagaimana dan seperti apa diri kita terutama saat pandangan pertama. Nah, karena ada narasumber jadi akan ada dua materi yang akan saya bagi yaitu, memilih warna baju yang sesuai dan warna untuk tata rias yang kita gunakan.

Which palette is your color?

Personal Branding adalah sebuah gambaran atau penilaian mengenai apa yang orang lain/masyarakat pikirkan tentang kita. Sederhananya, personal branding merupakan sesuatu/ ciri khas yang melekat pada diri kita yang diingat oleh orang lain. Membangun personal branding juga tidak bisa dibilang gampang, pun juga tidak bisa dibilang susah. Hal terpenting saat membangun personal branding adalah kita mengenal siapa diri kita dan mau dibawa ke mana penilaian orang lain kepada kita, maksudnya kesan yang baik atau yang buruk. Then, how to build our personal branding? Menurut Mbak Amel ada tiga cara yaitu, visual appearance, non-verbal communication dan verbal communication.

Visual Appearance

12963829_10153995075007347_5122938512759342675_n*foto dari Almazia, Blogger Perempuan.

Segala sesuatu yang nampak pada diri kita terutama apa warna yang kita pakai sekaligus cocok pada diri kita. Kita harus mengetahui skin-tone agar bisa memilih warna pakaian yang bisa memberi efek bright dan aura kita bisa terpancar *secerah terik matahari…hahaha* Ada dua kategori yaitu warm dan cool yang nantinya menentukan aksesoris yang paling cocok dikenakan gold atau silver.  Setelah itu kita bisa menentukan warna yang sesuai agar wajah kita terlihat lebih bersinar.

13012621_10153995090787347_1895619200382552371_n.jpg*Foto dari Almazia, Blogger Perempuan. (Penampakan Pallete)

*13015516_10153995092062347_6064113985826943577_n*Foto dari Almazia, Blogger Perempuan. (Penampakan Palette)

Tips untuk menentukan skin-tone dan warna palette dari Mbak Amel adalah dengan menggunakan kain berwarna silver atau gold yang mengkilap dipakai secara bergantian dengan difoto. Hasilnya dilihat dari hasil jepretan, wajah kita brighter saat memakai kain berwarna silver atau gold. Nah, setalah itu kita bisa ke tahap selanjutnya, menentukan warna palette.

12957563_10153995092317347_5484431457963995233_o*Foto dari Almazia, dengan model Mbak Desy ^^*

Setelah tahap mengenal apa warna kita, selanjutnya mengenal jenis tata rias yang kita pakai. Riasan harus selalu disesuaikan dengan acara dan suasana. Misal, kita ke kampus gak mungkin dengan riasan kita jadi pengantin kan? Mungkin ada, tapi pasti jarang banget. *hahaha

Materi make over session disampaikan oleh Mbak Fitria dengan praktek langsung sambil memberikan tips bagaimana berias untuk sehari-hari atau riasan simpel. Bagaimana memilih warna lipstik, perawatan wajah, hingga membahas make up yang simpel dengan BB Cream (tanpa menyebut merk ya).

12985466_10153995087877347_3840602830655530191_n.jpg*Foto dari Almazia*

12968091_10153995069747347_1456050975197056876_o*Foto dari Almazia-BP-** (Mbak Fitri dan Mbak Isti)

12987121_10153995089672347_1441146384846759519_n*Foto dari Almazia -BP-* Make over session by Mbak Fitria.

Saya juga sempat ngobrol dengan Mbak Desy dari Blogger Perempuan dan saya mendapat banyak saran dari beliau. Tipe seperti saya memang cocok dengan riasan yang simple, pakai bedak ditambah celak dan sedikit lipstik dengan warna soft pink juga sudah cukup, itu untuk ke acara-acara yang fomal-semi formal-santai hingga suatu saat nanti saya perlu menghadiri sebuah wawancara agar lebih PD dan ‘ini lho saya layak mendapatkan kesempatan’. It was a great conversation.

12472317_10153995944357347_8655503619066166873_n*Foto dari Almazia-BP-* Yap, inilah saya bagian dari Blogger Perempuan dengan para senior. ^^

Workshop “Bring Your Best” meninggalkan kesan luar biasa bagi diri saya pribadi. Bagaimana tidak, saya ini termasuk cuek soal penampilan dan riasan wajah (mentang-mentang udah laku) tapi sebaiknya memang jangan meniru saya yak. Saya termasuk moody juga dalam hal penampilan. Suka pakai yang itu-itu saja *memang yang dimiliki cuma itu*hahaha*becanda*, lebih karena alasan biar simple. Biar cepet. Pokoknya cuek, yang penting nyaman. Nah, ternyata dalam berpenampilan bukan hanya tentang simple dan nyaman untuk diri, tapi juga membuat nyaman bagi yang memandang. Saya, sebagai istri juga harus menjaga kenyamanan pandangan Mas Partner. Saat di luar, pun saya juga harus menjaga kenyamanan pandangan orang lain terhadap saya. Bukan dengan berias yang menor dan berlebihan tapi demi menghadirkan rasa nyaman. Minimal baju yang rapi dan (mungkin) warna yang sesuai dengan diri kita karena setiap warna memiliki makna filosofi sendiri-sendiri. Tetap sederhana, nyaman dan terutama dapat persetujuan dari suami, kalau saya itu prinsip.

Selain materi, saya jadi nambah teman di perantauan. Jadi punya teman diskusi tentang banyak hal yang menyajikan banyak sudut pandang. Berbagi dan bertukar info, ilmu, pengalaman bahkan jika hanya candaan. Di sisi lain yang tak kalah penting, saya semakin memiliki development security attachment pada banyak orang terlebih orang-orang yang saya temui selama perjalanan dan tempat-tempat baru (bagi saya) yang ada di tiap sisi ibukota. Akhirnya, saya sadar mengapa Mas Partner ‘melepas’ saya pergi sendirian, tapi dengan memastikan kesiapan saya jika pergi sendiri, memastikan tempat tujuan yang mudah dijangkau via google map, mengirim sms atau telp sekedar bertanya di mana, sampai mana, dan seterusnya yang tidak sampai level overprotective. Semoga development security attachment dalam dukungan kelegaan perijinan bisa jadi ‘bekal’ jika suatu saat nanti LDR lagi karena salah satu dari kami harus melanjutkan pendidikan. Tidak ada yang salah dengan sebuah persiapan bukan? ^^

Nah, itu oleh-oleh dari workshop kemarin. Jika ada pertanyaan atau penasaran tentang personal branding, silakan drop pertanyaan teman-teman di kolom komentar. Silakan, drop kritik dan saran juga boleh lhooo… ^^

The Essential of Life: K I N G #2

IMG_5622 (FILEminimizer)*dokumentasi pribadi*

Berawal dari banyaknya postingan kegiatan dari teman-teman Kelas Inspirasi atau disebut dengan KI dari seluruh penjuru negeri di dinding Facebook saya sejak bulan Januari 2016, maka khusus postingan kali ini saya ingin (sedikit) nostalgia tentang Kelas Inspirasi Ngawi yang kemudian disingkat dengan KING. Saya bergabung di KI Ngawi sebagai angkatan kedua tahun lalu (2015) di bulan September. Saya bukan orang Ngawi asli, tapi saya besar di kota yang berbatasan langsung dengan Jawa Tengah ini. Rasa memiliki inilah yang rasa-rasanya memanggil untuk ikut serta berbagi kebahagiaan.

Saya suka sekali menyelam di dunia maya, terlebih didukung dengan fasilitas yang oke sejak ngekos di Jogja ada wifi di kosan atau saya akan menyempatkan pergi ke luxury, warnet yang nyaman sekaligus ‘surga’, ketika pulang ke rumah (Ngawi) juga ada wifi karena toko punya ibuk jadi warnet hingga pindah ke Bintaro juga ada fasilitas wifi yang nggak nyendat kecuali saya streaming drama korea *ups ^^v
Hobi menyelam di dunia maya itulah mempertemukan saya dengan info pendaftaran Kelas Inspirasi Ngawi, kemudian saya daftar dan saat pengumuman saya diterima. Well, langkah selanjutnya pesan-pesan tiket untuk pulang ke Ngawi.

Kelas Inspirasi lahir dari teman-teman Indonesia Mengajar dan beberapa teman profesional yang ingin berkontribusi dalam bidang pendidikan di Indonesia. Kelas Inspirasi adalah kegiatan yang mewadahi profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi pada misi perbaikan pendidikan di Indonesia. Kegiatan Kelas Inspirasi berlangsung dalam 1 hari, relawannya dibagi menjadi dua yaitu, relawan pengajar dan dokumentasi. Bagi relawan pengajar materi yang disampaikan adalah mengenai profesi masing-masing dan bercerita tentang cita-cita dengan para siswa dan relawan dokumentasi bertugas mengambil gambar kemudian membuatnya dalam video.

Kelas Inspirasi Ngawi batch 2 diselenggarakan di sekolah dasar yang sudah disurvei sebelumnya. Saat itu saya ditempatkan di SDN Gelung 5 Kecamatan Paron, dari semua SD yang dituju, SD yang saya tuju adalah SD yang paling mudah dituju dengan medan yang tidak sulit. Sehari yang tidak penuh saya melewatinya dengan anak-anak yang sangat antusias saat saya mengabadikan momen demi momen.

Lalu, apa yang didapat?

Setiap kejadian pasti ada saripati yang bisa diambil dan dijadikan cerita indah. Begitu juga dengan kegiatan Kelas Inspirasi Ngawi yang saya ikuti.  Bagi saya, mengikuti Kelas Inspirasi Ngawi ini bukan kali pertama bagi saya, sebelumnya saya telah mengikuti Berbagi Senyum yang diselenggarakan Rumah Zakat sejak Oktober 2014 serentak se-Indonesia dan saya ikut di Kota Jogja. Bertutur tentang berbagi kebahagiaan melalui kegiatan kerelawanan bagi saya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ada rasa entah apa namanya yang tidak mudah dideskripsikan. Bisa jadi bahagia, terharu, sedih, termotivasi, bersemangat dan masih banyak rasa yang teraduk di dalamnya. 😀

Tentunya, ada rasa bahagia ketika bisa mengambil peran, ada rasa syukur yang semoga semakin bertambah, ada semangat yang semoga semakin beranak pinak dan doa yang selalu terus melangit agar senantiasa dianugerahi kesempatan, kelapangan, ilmu, pengalaman, kepekaan, dan ringannya langkah. Bertambah sahabat yang memiliki mimpi yang sama untuk aktif berbagi inspirasi, ilmu, dan pengalaman. Essentially, when you share everything you will find the meaning of happiness. Karena bahagia tak melulu soal materi atau harta, bisa memberi manfaat dan menginspirasi itu juga kebahagiaan. ^^

Kelas Inspirasi telah lahir di berbagai kota di Indonesia dan semakin bertambah jumlahnya. Jika di kota kalian belum ada Kelas Inspirasi bisa lho dibidani untuk lahir di kota kalian untuk info lebih lanjut di sini.

Yuk, berbagi cerita untuk menumbuhkan cita-cita anak Indonesia!