Story of Religion And Ideology in The Middle East Class #2
Tulisan ini sebenarnya adalah sebuah tulisan untuk tugas responsi setiap minggu salah satu mata kuliah favorit saya yaitu Religion and Ideology in The Middle East. Topik kuliah ini adalah The Abrahamic Religion: A Dialogue Between the Qur’an and the Rabbinic Midrash. Saya unggah ke blog dengan tujuan dan harapan agar menjadi pemantik bagi saya untuk menulis tentang Kajian Timur Tengah dan Islam. ^^
Agama Ibrahimiyyah (The Abrahamic Religion) dikenal juga sebagai agama samawi yaitu, agama yang muncul dari suatu tradisi semit kuno yang bersumber kepada Abraham atau Ibrahim yang berarti Bapak atau Pemimpin banyak orang, dalam Bahasa Ibrani disebut Avraham. Sekarang agama samawi ini dianggap sebagai agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Agama-agama Abrahamik ini memiliki pemeluk dalam jumalah yang besar. Namun, banyak dari pemeluk agama-agama tersebut tidak menginginkan pengelompokkan agama atau kepercayaan mereka.
Pembahasan atas Agama Ibrahimiyyah tentu saja tidak akan terlepas saat menilik sejarah Palestina-Israel yang panjang. Keduanya memiliki titik temu dalam Agama Ibrahimiyyah dilihat dari jejak leluhur di garis keturunan Ibrahim atau Abraham. Menurut Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari pasca gelombang penolakkan besar-besaran atas penyembahan berhala melalui pemikiran yang rasional pada saat itu. Sekaligus dianggap secara simbolik sebagai tokoh fundamental untuk agama monotheistik. Dalam Islam, Ibrahim atau Abraham disebut sebagai Bapak Bangsa Arab melalui keturunannya Ismail yang berada dalam rangkaian nabi-nabi Islam mulai dari Nabi Adam.
Dalam Torah dan al-Quran, Ibrahim atau Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah serta dijanjikan banyak hal yang besar dan kemuliaan. Abraham juga dianggap sebagai Bapak Bangsa Israel oleh Yahudi melalui anaknya, Ishaaq dan dianggap sebagai Bapak Bangsa Arab melalui anaknya, Ismail pleh para Muslim. Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman dan ketaatan pada Allah dalam mempersembahkan Ishaaq yang dipandang sebagai teladan dari persembahan oleh Allah sendiri atas anaknya, Yesus.
Dalam Islam dikisahkan bahwa yang dijadikan qurban atau persembahan dalam rangka ketaatan kepada Allah adalah Ismail bukan Ishaaq, meskipun dalam al-Quran surat As-Shaffat 100-111 tidak disebutkan secara langsung bahwa itu adalah Ismail. Islam mengisahkan bahwa itu Ismail melalui tinjauan sejarah yang saat itu Siti Hajar dan Ismail diusir kemudian hijrah ke Mekkah. Ketaatan Ibrahim atau Abraham yang mengurbankan Ismail adalah sebuah gambaran mulia betapa taat Ibrahim dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus Allah. Dalam al-Quran juga disebutkan bahwa Ibrahim atau Abraham bukanlah Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, tetapi memiliki kepercayaan terhadap Allah yang disebut Millah Ibrahim (Agama Hanif). Sedangkan dalam Torah disebutkan bahwa Ibrahim atau Abraham disebut mengurbankan Ishaaq yang dianggap yakhitkha (the only son of Abraham) sebagai bukti ketaatan pada Allah. Ishaaq dipercaya sebagai anak yang dikurbankan karena terlahir dari wanita yang mulia yaitu, Sarah. Abraham dan Ishaaq dianggap sebagai orang mulia yang telah dijanjikan banyak hal termasuk sebuah tanah yang sekarang disebut sebagai the promised land bagi bangsa Israel.
Wawww… Lanjut mbak lanjuut..
iyaaa, doakan yaaak…hoho