Asiknya Mengenal Sejarah Surakarta di Rumah Budaya Kratonan
Rumah Budaya Kratonan namanya. Tempatnya cukup tersembunyi dan sekilas tidak tampak seperti destinasi wisata sejarah yang ada di Kota Solo. Pemandangan dari luar seperti bangunan khas Jawa atau Joglo yang selalu terlihat menawan. Saya penasaran tentang Rumah Budaya Kratonan (RBK) dari Mas Arkha, owner Titilaras saat saya walking tour di Pasar Gede, Solo di Bulan Juli lalu. Apa yang membuat saya penasaran dengan RBK? Ada apa saja di sana? ^^
Galeri Sejarah Surakarta
Galeri Sejarah Surakarta memiliki beberapa ruang yang memberi edukasi sejarah dari yang kompleks menuju spesifik. Di ruang ini menampilkan sejarah perjalanan revolusi industry hingga tumbuhnya kolonialisme di Indonesia. Tentu saja, di galeri ini menampilkan sejarah Surakarta. Setiap ruang memiliki vibe yang berbeda, nggak monoton. Jadi nggak membosankan.
Saya teringat, saat di ruang kedua yang menampilkan sejarah perjuangan di Surakarta, pengunjung tidak hanya membaca informasi-informasi yang tertera tetapi juga bisa menggunakan alat peraga yang tersedia.
Begitu juga di ruang ketiga. Ruang ini didesain sebagai ruang cermin, dikelilingi dengan cermin. Selain belajar sejarah khususnya Multatuli, di ruang ketiga ini bisa mirror selfie juga 😀 Selanjutnya masih ada dua ruang yang didesain berbeda dari ruang-ruang sebelumnya.
Nah, di ruang terakhir menampilkan kekayaan Kota Solo berupa batik dan kekayaan kuliner Solo dalam bentuk gambar. Menurut saya, ini adalah salah satu cara menyenangkan untuk belajar sejarah terutama untuk anak-anak.
Perpustakaan
Ada perpustakaan juga lho di Rumah Budaya Kratonan dengan koleksi buku-buku yang beragam bahkan buku-buku anak pun tersedia. Perpustakaan di RBK ini didesain semi open space dan instragammable 😀 Mau baca buku atau kerja di perpustakaan RBK ini benar-benar nyaman. Untuk nugas mandiri atau kelompok juga oke banget!
Resto
Resto di Rumah Budaya Kratonan ini bernama Laras. Namanya cantik ya? Kalau kata saya sih njawani, menggambarkan perempuan Jawa yang lembut gitu 😀 Laras Resto menyediakan berbagai pilihan menu makanan mulai dari main course, snack hingga menu penutup ada.
Saat saya di Rumah Budaya Kratonan tepat saat jam makan siang. Saya memesan nasi goreng yang nggak pedas untuk Bilgi dan kroket untuk saya. Nasi gorengnya enak, gurihnya pas dan tipe nasi goreng khas Solo gitu. Untuk porsinya menurut saya ini adalah nasi goreng porsi jumbo karena akhirnya harus kami habiskan berdua 😀 Untuk kroketnya enaaaaaakkkkk, bagian dalam teksturnya lembut dan bagian luarnya renyah. Rasa gurihnya pas, maksud saya kalau untuk camilan gurihnya pas, bukan yang kebangetan gitu.
Untuk minuman, kami memesan es teh gula sedikit dan es jeruk tanpa gula. Harga minuman dan makanan di Laras Resto ini masih terjangkau. Ya karena yang makan dan minum di resto ini menjangkau semua kalangan termasuk pelajar. Jadi soal harga masih bersahabat. ^^
Pendopo
Rumah Budaya Kratonan juga memiliki pendopo yang cukup luas. Biasanya pendopo ini disewakan untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan atau gathering. Adakalanya digunakan untuk kegiatan budaya Rumah Budaya Kratonan seperti pelatihan gamelan, tari dan belajar menulis aksara Jawa. Semua kegiatan tersebut dibuka untuk umum.
Lokasi dan Jam Operasional
Rumah Budaya Kratonan berada di Jalan Manduro No. 6, Kratonan, Kecamatan Serengan, Kota Solo. Akses menuju RBK ini sangat mudah termasuk juga jika menggunakan transportasi online.
Untuk jam operasional kafe di Rumah Budaya Kratonan mulai dari pukul 08.00 hingga 20.00 setiap harinya dan Galeri Sejarah Surakarta mulai buka pukul 09.00 hingga 15.00 dibagi menjadi empat sesi di Selasa hingga Sabtu.
Rincian sesinya adalah sesi I pukul 09.00, sesi II pukul 11.00, sesi III pukul 13.00, dan sesi IV pukul 15.00. Khusus Hari Minggu ada dua sesi pukul 11.00 dan 13.00. Saat saya ke sana di Hari Minggu, ada sesi III pukul 15.00 karena yang akan masuk Galeri Sejarah Surakarta ini rombongan atau group.
Tiket
Tiket masuk ke area Rumah Budaya Kratonan ini gratis kecuali galeri. Untuk tiket masuk galeri sangat terjangkau yaitu Rp 25.000,00 untuk dewasa dan Rp 10.000,00 untuk tiket usia pelajar.
Fasilitas
Rumah Budaya Kratonan ini menurut saya sangat nyaman untuk berakhir pekan, chatch up dengan teman-teman atau berkumpul dengan keluarga. Fasilitas yang disediakan juga mendukung mulai dari parkir yang cukup untuk kendaraan roda empat dan roda dua, terdapat musola untuk salat, toilet yang bersih dan terpisah antara laki-laki dan perempuan. Fasilitas terpenting adalah ada tour guide selama berkeliling galeri. Selain tour guide juga disediakan ‘tour guide’ dalam bentuk audio.
Bagi saya berkunjung ke Rumah Budaya Kratonan ini sangatlah menyenangkan. Termasuk juga untuk Bilgi. Kami sama-sama mendapat pengalaman baru yang tak terlupakan. Jika ada kesempatan lagi main ke Solo, akan mampir lagi ke RBK. Ada yang mau ketemuan di sana? ^^
Baca juga: Ke Solo? Yuk, Intip Keseruan Berkunjung ke Monumen Pers Nasional!
[…] Baca juga: Ke Solo? Yuk Cari Tahu Tentang Solo di Rumah Budaya Kratonan! […]
Unik banget rumah budaya keratonan ini. Tempat yg cukup recomended untuk dikunjungi saat ke solo
Karena barang2nya begitu artistik jg ada sedikit sentuhan modern jg.
Ada perpustakaan serta resto. Cukup lengkap hanya dlm 1 tempat. Suasananya pun cukup asri dgn taman kecil di pelatarannya
Yups bener banget, ngelihat barang2nya di keraton ini sangat unik dan semoga terus jadi warisan budaya bangsa. Aamiin.
Wah noted mba. Rumah Budaya Kratonan bisa jadi salah satu tujuan wisata saat liburan bareng keluarga nanti. Tahun lalu aku juga ke kraton Jogja.
mengesankan banget bisa main ke rumah budaya kratonan. Dan aku baru tahu kalau di Solo ada wisata budaya ini. Noted. Menelusur dalemnya, cocok banget buat pelajar juga. Semoga bisa kesana nanti
Banyak nilai sejarahnya disini ya kak. Perpustakaan juga banyak buku-bukunya. Trus kalo capek plesiran di Kratonan, kita bisa menikmati makan di restorannya. Paket komplit😊
Saya beberapa kali ke Solo, dan belum pernah ke sini, Mbak. Padahal Rumah Budaya Kraton ini sangat keren. selain tujuan wisata juga untuk edukasi. Makin mantap karena da perpustakaannya. Saya fokus pada mainan kamera itu, Mbak. Dulu itu top sekali hehehe.
Wah ternyata di ada ya tempat komplit kaya gini. Nyaman, keren tapi juga penuh dengan nuans edukatif. Cuss pengen mampir deh.
Wow Solo punya destinasi sekeren ini
semakin pengen ke Solo, mampir ke sini ah sepulang dari Pasar Gede
salah satu tempat yang bikin kangen
Saya kalo ke sini pasti gak mau pulang. Duhhh seneng banget lihat jejak-jejak budaya dan sejarah seperti itu. Bisa jadi wisata edukasi yang sangat bermanfaat bagi publik.
Harga tiketnya termasuk terjangkau.
Dan untungnya pas bagian foto poster makanan gak dibuat tegas kontrasnya, kalau iya pan jadi ngiler.. eh ke bawah lagi ada makanan beneran ya tambah lapar haha.
Suka yang di foto area ketiga itu.
Destinasi wisata yang masuk checklist nih berarti. Karena ada edukasinya dan kulinernya sekaligus. Artinya, bisa dong bertandang ke sini minimal setengah hari. Puas memahami cerita sejarahnya tanpa perlu terpotong oleh urusan makan.
Waah kepengen banget mampir ke tempat yang adem ayem seperti ini, tapi ternyata di Solo ya, hiks saya di Bogor. Aku membayangkan kedamaian di sini, apalagi di perpustakaannya, pas banget kalau lapar tinggal pesan makanan tanpa harus meninggalkan lokasi menjauh
Seru banget belajar sejarah sampe sampe kerlipnya kota sampai ada diabadikan di ruang ketiga. Apalagi klo jalan bareng anak jadi nambah bo ding time ya Mba
Menarik sekali destinasinya, mbak. Btw ini tempat baru kah? Aku baru tahu.
Perpaduan wisata sejarah dan modern ya. Terus paket lengkap, ada resto juga. Bisa jadi agenda seharian di Solo.
Rumah budaya kratonan, tempat yang menyenangkan untuk belajar sejarah, dan sudah memadukan juga dengan teknologi. Asyik nih, walau bangunannya klasik, tapi isinya sudah kekinian.
Kalau lapar, bisa melipir pula ke kafenya.
[…] bisa dibaca di sini cerita kunjungan saya di […]
Destinasi wisata yang masuk checklist nih berarti. Karena ada edukasinya dan kulinernya sekaligus. Artinya, bisa dong bertandang ke sini minimal setengah hari. Puas memahami cerita sejarahnya tanpa perlu terpotong oleh urusan makan.