Story of Religion And Ideology in The Middle East Class #3
The Sacrifice of Abraham’s Son memiliki beberapa versi bahkan menjadi perdebatan tersendiri. Beberapa klaim muncul dengan argumen yang masing-masing dipercaya kebenarannya. Dalam sesi ini, The Sacrifice of Abraham’s Son ditinjau dari dua sumber yaitu, al-Quran dan Torah/Bibel.
The Sacrifice of Abraham’s Son menurut al-Quran
- As-Saffaat 99-113 menjelaskan bahwa Allah menganugerahkan seorang putra atau anak yang santun setelah Ibrahim meminta kepada Allah. Ibrahim melihat dalam tidurnya bahwa beliau menyembelih putranya yang pada saat itu Ibrahim menyampaikan secara langsung. Putra Ibrahim (yang diklaim sebagai Ismail) menanggapi agar Ibrahim melaksanakan perintah tersebut dengan penuh keyakinan sebagai bentuk ketaatan pada Allah. Setelah keduanya berserah diri untuk melaksakan perintah tersebut, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba. Kemudian Allah menjadikan apa yang dilakukan oleh Ibrahim dan putranya sebagai bentuk totalitas dalam ketaatan menerima perintah. Allah mengabadikan kisah Ibrahim sebagai seorang yang mulia yang menjadi teladan bagi penganutnya. Tak hanya itu, Allah menganugerahkan lagi seorang putra pada Ibrahim yang bernama Ishak. Ishak adalah seorang nabi yang termasuk orang-orang saleh dan Allah melimpahkan keberkahan atas Ishak yaitu keturunan yang di antaranya berbuat baik dan di antaranya terang-terangan berbuat zalim pada dirinya sendiri. Keturunan Ishak ini adalah bibit keturunan orang-orang Yahudi atas Israel. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Ibrahim dan Ismail memahami tujuan atas penyembelihan bahwa itu sebuah perintah Tuhan untuk sebuah ketaatan. Tergambar jelas bahwa Ismail seorang yang sabar, berani, dan cerdas.
Di sisi lain, dalam ayat tersebut tidak disebutkan nama Ismail secara jelas. Menurut tafsir awal yang ditulis oleh Muqotil bin Sulaiman dan tafsir Tobari menyebutkan putra yang dikurbankan oleh Ibrahim adalah Ishak, namun kemudian dilarang oleh pemerintah Mesir yang kemudian direvisi kembali pada tafsir generasi baru disebutkan bahwa putra Ibrahim yang dikurbankan adalah Ismail. Jika dilihat dari sejarah, putra Ibrahim yang dikurbankan adalah Ismail karena Siti Hajar dan putranya hijrah menuju Mekkah sedangkan Ishak tidak pernah hijrah ke Mekkah.
The Sacrifice of Abraham’s Son menurut Torah/Bibel
Genesis 22: 1-13 mengisahkan saat Abraham mengajak Ishak dan dua orang lelaki yang dianggap sebagai abdinya melakukan perjalanan ke sebuah gunung Moria yang itu sebenarnya adalah sebuah bukit atau dataran tinggi. Saat tiba di suatu tempat, Abraham mengajak Ishak berjalan dan meminta dua abdinya untuk menunggu. Dalam ayat ini tidak menjelaskan bahwa Abraham memberikan pemaparan alasan mengajak Ishak melakukan perjalanan. Saat keduanya sampai di sebuah altar persembahan, Ishak yang diikat tangan dan kakinya tidak kunjung mengetahui apa yang akan dilakukan oleh ayahnya, Abraham hingga menjelang dirinya dikurbankan. Namun, Tuhan menggantikan posisi Ishak dengan seekor domba. Ayat ini menggambarkan betapa Ishak adalah seorang anak yang polos (The Innocent Man) dan hanya Abraham yang mengetahui tujuan perjalanan tersebut.
Genesis 21 menjelaskan tentang Ismail dan Pengusirannya. Saat Sarah dianugerahi untuk mengandung di usia tua dan pada saat itu Abraham berusia 100 tahun. Nama Ishak diartikan sebagai lelucon karena Sarah khawatir ditertawakan orang-orang ketika hamil dalam usia tua dan Abraham juga sudah sangat tua. Pada saat Ishak lahir, Ismail sudah berusia 14 tahun. Sarah merasa khawatir atas Ishak yang kemudian meminta Abraham agar mengusir Ismail dan Hajar dengan alasan bahwa Ismail bermain-main menyembah kepala belalang di usia muda dan Sarah khawatir ketika Ismail besar akan menyembah berhala. Abraham dengan berat hati mengusir Ismail dan Hajar dengan membekali air dan ditinggalkan di Beer-Sheba, sebuah tempat di Israel.
Ismail dalam Bibel memiliki arti orang yang taat, namun memercayai bahwa putra yang dikurbankan oleh Abraham adalah Ishak. Seorang anak yang diberikan keberkahan dan kemuliaan serta seorang anak yang disebut-sebut sebagai anak satu-satunya dari Abraham. Namun, dalam Genesis 17 disebutkan bahwa Ishak bukanlah satu-satunya putra Abraham. Ada Ismail yang telah berusia 13 tahun yang saat itu telah disunat bersamaan dengan Abraham yang juga disunat di usia tua. Dalam Genesis 21:5 menyebutkan bahwa ketika Abraham berusia 100 tahun, Ishak terlahir ke dunia. Hal itu berarti bahwa Abraham berusia 99 tahun, Ishak belum lahir ketika Ismail berusia 13 tahun dan sudah disunat bersama Abraham yang berusia 99 tahun. Kata Yakhitkha yang diulang-ulang dalam Genesis seperti sebuah ‘pemaksaan” untuk melawan hukum alam.
Ismail dan Ishak dalam Genesis juga diakui sebagai anak biologis Abraham seperti dalam Genesis 25:9 yang menyebutkan bahwa Ishak dan Ismail adalah putra Abraham. Selain itu, Genesis 21:5, Genesis 17:23, Genesis 17:25, dan Genesis 21:13.