Wajah Baru Stasiun Ngawi, Langkah Awal Lebih Nyaman Memulai Perjalanan
Dulu, orang-orang mengenalnya dengan nama Stasiun Paron. Hal itu dikarenakan letak stasiun berada dalam wilayah Kecamatan Paron. Nama Stasiun Paron berganti ketika selesai dibangun ulang sekitar tahun 2019. Stasiun Ngawi merupakan salah satu dari empat stasiun yang berada di Kabupaten Ngawi. Ketiga stasiun lainnya yaitu Stasiun Walikukun, Stasiun Kedunggalar, dan Stasiun Geneng. Stasiun Paron atau sekarang dikenal dengan Stasiun Ngawi menjadi stasiun paling besar di Kota Ngawi.
Stasiun Ngawi berjarak kurang lebih 8KM dari Ngawi Kota. Tidak terlalu jauh dibandingkan dengan tiga stasiun lainnya. Jadi saya pikir, bisa jadi jawaban kenapa akhirnya Stasiun Paron berganti nama menjadi Stasiun Ngawi. Semoga nggak ngawur sih ini 😀
Saya merasa termasuk orang yang beruntung, meski tinggal bukan di area pusat Kota Ngawi, tapi saya tinggal dekat Stasiun Ngawi. Nggak ada 5 menit sudah sampai stasiun jika ingin bepergian menggunakan kereta api. Meski begitu, saya juga pernah ketinggalan kereta saat akan keluar kota dan itu rasanya jadi kebiasaan. 😀
Dulu, bangunan Stasiun Ngawi itu termasuk kecil. Turun dari kendaraan, masuk teras stasiun sudah langsung pintu pemeriksaan. Memasuki stasiun, ruang tunggu dan peron juga begitu dekat. Dalam ingatan saya, dulu, ada dua kios atau toko oleh-oleh dan jajanan dalam stasiun, sedangkan di area parkir juga masih ada deretan warung nasi pecel dan toko jajan yang buka 24 jam. Sekarang, area Stasiun Ngawi sudah tidak ada warung maupun kios jajan lagi.
Kini, Stasiun Ngawi lebih instagramble. Bangunannya memberi nuansa klasik modern. Jauh lebih bersih, jauh lebih tertata, dan jauh lebih baik semuanya. Padahal dulu, juga sudah termasuk bagus dalam hal penataan dan kebersihan. Karena bangunan Stasiun Ngawi jauh lebih besar, kalau tiba di stasiun mepet dengan keberangkatan kereta dijamin lelah jiwa raga 😀 Dari pintu masuk yang sekarang ada palang parkir, melewati halaman yang lumayan luas, naik tangga melewati pintu masuk stasiun, dari pintu masuk ke pemeriksaan, lalu ruang tunggu yang sekarang juga jadi ruang yang leluasa. Bagi saya juga tantangan meninggalkan kebiasaan datang mepet ke stasiun saat akan bepergian.
Fasilitas di Stasiun Ngawi seperti toilet dan musala yang sama seperti dulu, sekarang jelas jauh lebih bersih dan nyaman. Parkir pun demikian, kini Stasiun Ngawi lebih sistematis soal parkir dan bisa dibilang lebih aman karena menggunakan karcis dan gate otomatis. Area parkir pun jadi lebih luas karena sudah tidak ada warung atau kios-kios. Jadi wajib siapkan bekal sebelum ke stasiun karena di area dalam stasiun belum ada gerai atau kios jajan lagi. Tidak hanya itu, di salah satu sudut stasiun, dekat pintu masuk tepat di samping loket, ada pojok klasik, gitu sih saya nyebutnya. Ada beberapa items benda-benda tradisional yang dipamerkan di sana. Ada tumbu, pawon, kukusan, sutil kayu, serta kain batik yang dipajang dan alat membatik. Banyak pembaharuan pihak KAI ini khususnya di Stasiun Ngawi, bagi pengguna seperti saya juga menjadi bagian dari langkah awal memulai perjalanan dengan nyaman dan menyenangkan.
Jika Teman-Teman sedang naik kereta api dan berhenti sejenak di Stasiun Ngawi, feel free colek-colek saya atau semoga tulisan ini mengingatkan Teman-Teman pada saya, hehehe… 🙂
Mampir juga di Gubuk Reneo Ngawi atau Ngopi di Glory Coffeenery.
Baca juga: Heritage Loco Tour Cepu, Wisata Sejarah Kereta Api di Kota Blora.
[…] juga: Wajah Baru Stasiun Ngawi dan Kayangan Cafe di Desa Wisata Brubuh […]
👍🏽
😀
[…] Baca juga: Wajah Baru Stasiun Ngawi. […]
[…] juga: Wajah Baru Stasiun Ngawi […]
[…] Baca juga: Wajah Baru Stasiun Ngawi, Langkah Awal Lebih Nyaman Memulai Perjalanan. […]