CIL Space, Workspace Asik di Bogor

Selama ini saya nyari-nyari café yang enak buat kerja, syukur-syukur berkonsep study café, dimana café-nya menyediakan ruangan yang tenang, terutama untuk kerja dengan laptop, atau bolehlah sekadar nongkrong sambil baca-baca buku. Akhirnya ketemu sih, beberapa café yang memang nyaman untuk kerja. Tapi seperti kata orang bijak, seringkali hal-hal yang kita cari dan butuhkan sebenarnya sudah ada di sekitar kita, kita hanya perlu menyadarinya dan menghargainya.

 

Dan begitulah caraku menemukan café ini, CIL Space. CIL Space adalah café yang punya motto “Never too Late to Learn”. CIL sendiri adalah kepanjangan dari Coffee Improvement Learning. Sebuah pemilihan nama dan motto yang sangat edukatif. Konsep café pun selaras dengan namanya, dimana mereka mempunyai satu ruangan yang cukup lapang yang difungsikan sebagai library.

 

Di dalam library, kalian bisa membaca buku-buku yang tersedia atau pun bekerja mandiri menggunakan laptop kalian. Ada banyak colokan tentu saja, dan wifi. Koleksi bukunya, walaupun tidak selengkap perpustakaan beneran, tapi lumayan cukup banyak dengan berbagai macam genre. Ada buku tentang self development, business, management, sains, buku anak-anak, macam-macam novel, dll.

 

Lokasi

Nah, lokasi café ini yang bikin saya geleng-geleng kepala, karena deket banget dengan tempat tinggal sekarang. Kalau kata orang, ngesot pun sampai, saking deketnya. Tinggal jalan kaki ke depan komplek, sampai deh.

 

Lokasi café ini berada di Jalan Pajajaran, Sukasari, Kota Bogor. Tidak jauh dari Lippo Ekalokasari. Cari saja di google CIL Space. Bangunan café ini jadi satu dengan restoren Daebag’yu (Korean BBQ). Daebag’yu menempati lantai 1 & 2, sedangkan CIL Space ada di lantai 3 & 4 (rooftop).

 

Menu & Suasana

Seperti biasanya café-café kebanyakan, menu yang ditawarkan berkisar di menu kopi dan variannya, non kopi, makanan ringan, dan ada juga makanan berat. Cukup variatif lah, walaupun bukan makanannya yang jadi daya tarik utama café ini.

 

Di sini kalian bisa nongkrong di lantai 3 atau lantai 4. Lantai 3 ada di depan kasir, cukup lapang, dan ruangan library seperti yang aku ceritakan di awal, ada di lantai 3 juga, termasuk toilet. Kalau di lantai 4, ada ruangan indoor dan ada outdoor. Di ruangan outdoor, kalian bisa nongkrong sambil melihat-lihat lampu-lampu kota Bogor, karena tempatnya yang lumayan agak tinggi. Dari rooftop ini, tempat tinggalku juga kelihatan, hehe. Semua ruangan nongkrong bisa digunakan untuk merokok, kecuali library, karena ber-AC.

 

Nah, kalau ada yang tanya: kenapa kok baru tahu sekarang? Aku juga nggak tahu. Padahal sering sekali aku nyari referensi café untuk tempat-tempat nongkrong, baik di IG atau nyari di google. Ketemu café ini pun nggak sengaja ketika lagi buka google map sekitar tempat tinggal. Jadi, teman-teman, kata-kata penutup hari ini, cobalah lebih perhatian kepada apa yang ada di sekitarmu dan apa yang sudah kita punya. Tidak perlu mencari jauh-jauh, karena apa yang kita butuhkan seringkali sudah ada di sekitar kita. Stay Chill in CIL Space.

Raitoya, Surga Bagi Penikmat Ramen di Bogor

Kalau kamu pecinta makanan jepang, terutama ramen, tempat ini perlu dicoba. Nama restorannya adalah Raitoya. Restoran ini memang mengkhususkan diri dengan menu makanan-makanan khas jepang. Yang jadi andalan mereka adalah ramen, disamping juga menyediakan sushi, paket bento, okonomiyaki, dan takoyaki.

 

Raitoya terletak di Jl. Malabar No.16, Kota Bogor. Lokasinya sangat strategis, berada di pusat kota, dan dekat dengan Lippo Mall Kebun Raya. Karena jalannya adalah jalan satu arah, masuknya lewat samping Rumah Sakit PMI.

 

Menu

Seperti yang sudah ditulis di awal, menu andalan dari restoran ini adalah ramen-nya. Ada beberapa pilihan jenis ramen. Ada Shoyu Tori Paitan, Black Garlic Tori Paitan, Chicken Chaisu, Gyoza Ramen, Spicy Beef Curry Ramen, Tamago Ramen, dll. Kalian juga bebas menambah topping sesuai selera dengan biaya tambahan tentu saja. Kata waitress-nya disini yang paling favorit adalah Shoyu Tori Paitan. Saya kebetulan juga memesan menu tersebut dan rasanya memang enak. Saya pernah mencoba restoran ramen dengan label Michelin di Seoul, dan rasa ramen disini saya akui tidak kalah dengan restoran Michelin tersebut.

 

Bagian favorit saya adalah cara memesan makanan yang sangat praktis. Mereka menyediakan barcode di setiap meja yang bisa kita scan. Disini kalian bisa memesan dan bayar sekaligus di meja secara cashless, tanpa perlu memanggil waitress. Mungkin pendapat masing-masing orang beda-beda, tapi bagi kalian yang introvert, fasilitas seperti ini pasti kalian sukai.

 

Suasana

Selayaknya sebuah restoran Jepang, ornamen dan interior restoran Raitoya sangat Jepang sekali. Dari mulai turun dari kendaraan, kita sudah disambut dengan bagian depan restoran yang dipenuhi dengan semacam lampion-lampion bertuliskan huruf Jepang. Masuk ke dalam, terdapat ruang tunggu dengan hiasan bunga sakura dan ornamen yang tentu saja khas jejepangan. Begitu pun suasana di dalam, termasuk ruangan dapur dan meja pengunjung.

 

Salah satu hal yang cukup mencolok di tengah restoran adalah adanya playground untuk anak-anak. Meskipun ini bukan sesuatu yang biasanya ditemukan di restoran Jepang tradisional, playground ini menjadi tambahan yang menarik. Dengan warna-warna cerah dan berbagai permainan yang aman, area ini dirancang khusus untuk membuat anak-anak merasa betah dan terhibur sementara orang tua menikmati makanan mereka.

 

Begitu banyak kelebihan restoran ini yang sudah saya sebutkan, saya tambahin lagi satu. Raitoya punya tempat parkir yang sangat luas. Bahkan kalian bisa main bola di sini. Mengingat lokasi yang berada di tengah Kota Bogor, tempat parkir yang luas adalah sebuah kemewahan tersendiri. Selain itu, lahan parkir yang luas juga mencerminkan tingkat kepercayaan diri restoran bahwa mereka mampu menarik banyak pelanggan dengan segala keunggulan restorannya, makanya mereka siap dengan parkir yang luas.

 

Menu makanan enak, lokasi di tengah kota, dengan fasilitas yang lengkap, tidak ada salahnya untuk mencoba ketika berkunjung ke Kota Bogor.

Rekomendasi Korean Street Food di Bogor

Buat kalian yang suka atau pengen nyobain makanan Korea, kadang-kadang males karena masalah harga. Wajar aja sih, beberapa restoran korea yang otentik atau Korean barbecue memang lumayan menguras kantong harganya. Nah, sebagai alternatif, ada nih makanan-makanan khas Korea yang murah meriah dengan konsep street food. Menu-menu makanan ini kalau di Korea sana memang banyak di jual di gerobak-gerobak atau kedai-kedai kecil pinggir jalan. Kalau di Indonesia mungkin selevel warteg kali ya.

 

Di Bogor, ada beberapa tempat yang menjual makanan dengan konsep street food Korea. Di sekitar saya tinggal saja (Jalan Pajajaran), saya sudah menemukan dua warung makan dengan konsep Korean Street Food. Pertama ada Kim Bo-Im dan yang kedua ada Nolda.

 

Kim Bo-Im

Kim Bo-Im Korean Street Food beralamat di Jalan Pajajaran No. 78A, Baranangsiang, Bogor. Lokasinya di samping Pom Bensin dan di depan Karaoke Masterpiece. Menu yang ditawarkan adalah jajanan-jajanan khas korea seperti ramyeon, teobokki, rabokki, odeng, kimbap, jajangmyeon, dll. Dan untuk minumannya ada bingsu, es krim serut dengan macam-macam topping khas korea.

 

Saya mencoba menu ramyeon dan buldak chicken wings. Ramyeon lumayan enak dengan kuah creamy, karena saya minta ramyeon dengan vraian kuah keju. Chicken wings-nya juga enak, masih panas, dengan saus khas korea yang lumayan pedas.

 

Karena konsepnya street food, harganya pun ramah di kantong. Ramyeon di harga 29.000 rupiah. Harga Buldak Chicken wings juga sama, 29.000. Kalau di konversi ke Won, kira-kira di harga 3.000 won. Kalau di Korea ini murah banget, mana ada ramyeon seharga 3.000 won di Korea. Paling murah itu sekitar 7.000 won, itu pun di kantin mahasiswa.

 

Dari pinggir jalan, seharusnya cukup mudah menemukan Kim Bo-Im, karena ada huruf-huruf Hangeul sebagai ornamen yang menunjukkan bahwa ini warung makan Korea.

 

Nolda

Korean street food yang kedua adalah Nolda. Lokasinya gak jauh dari Kim Bo-Im. Masih di Jalan Pajajaran No. 67, Baranangsiang, Bogor. Lokasinya ada di pojok pertigaan jalan ke perumahan Villa Duta. Menu yang ditawarkan tentu saja masih berbau-bau Korea, seperti teobokki, mandu, sundubu jigae, odeng, ramyeon, hotteok, dll. Nah, kalau disini minuman yang khas ada Solju (bukan Soju ya). Botolnya mirip dengan Soju, tapi diklaim non alkohol.

 

Di Nolda, saya mencoba Kimchi Mandu dan Kimchi sundubu jigae (sup khas korea). Rasa sundubu jigae cukup mendekati dengan yang biasa saya makan di Korea. Kekurangannya cuma kalau di Nolda tidak ada Banchan, semacam lauk pendamping menu utama, yang kalau di Korea bisa macem-macem dan biasanya free refill. Rasa kimchinya juga cukup mirip dengan aslinya.

 

Harganya cukup terjangkau. Sundubu jigae di harga 26.000 rupiah dan Kimchi mandu di harga 30.000 rupiah. Kalau mau nyoba Solju, harganya 45.000 rupiah.

 

Kalau di Nolda, suasana, pilihan meja dan kursinya, bahkan seragam waitress-nya benar-benar dibuat semirip mungkin dengan di Korea. Jadi, meskipun huruf hangeul-nya dihilangkan, kita masih bisa merasakan nuansa Korea di sini. Waitress-nya juga sesekali menyelipkan kata-kata korea, kayak anyeong haseyo, kamsahamnida, dll. Next time kalau kesini lagi kita coba pesen pakai bahasa Korea, hehe.

Alasse Coffee, Cafe Asri dan Adem di Bogor

Jika kamu mencari tempat nongkrong yang asri dengan suasana pegunungan, terutama di lokasi yang tidak terlalu jauh dari kota, Alasse Coffee adalah pilihan yang tepat. Terletak sedikit naik dari Ciawi, cafe ini menawarkan perpaduan unik antara coffee, kitchen, dan gallery yang jarang ditemukan di tempat lain. Saya sendiri sempat berkunjung ke tempat ini ketika jam makan siang kantor. Jadi bisa dibayangkan sedekat apa kafe ini dari lokasi perkantoran yang ada di sekitar Ciawi.

 

Konsep Unik dan Menu Menarik

Alasse Coffee tidak hanya menyajikan berbagai jenis kopi dan non kopi, tetapi juga menu makanan berat seperti ayam penyet, ayam goreng, ayam lada hitam, ayam sayur asem, dll. Ada juga menu camilan standar seperti misalnya french fries. Jadi cocok untuk berkunjung ketika jam makan. Cafe ini mengambil inspirasi dari tema coffee, kitchen, dan gallery, di mana pengunjung bisa menikmati makanan di lantai pertama dan melihat-lihat koleksi batik, kerajinan gerabah, serta keramik di lantai dua.

 

Salah satu keunggulan Alasse Coffee adalah lingkungannya yang asri dan sejuk. Dengan pepohonan yang rimbun dan kolam yang memiliki gemericik air menyerupai aliran sungai kecil, suasana di sini terasa sangat menenangkan. Fasilitas yang tersedia juga sangat memadai, termasuk area parkir yang luas, mushola, dan toilet yang bersih dan nyaman. Hal ini membuat Alasse Coffee menjadi tempat yang nyaman untuk bersantai bersama teman atau keluarga, bahkan untuk acara-acara kecil. Menjadi nilai tambah tersendiri mengingat kafe ini berlokasi tidak jauh dari kota.

Waktu Operasional dan Harga

Alasse Coffee buka setiap hari, dengan jam operasional dari jam 8 pagi hingga 9 malam pada akhir pekan, dan jam 9 pagi hingga 9 malam pada hari kerja. Harga makanan berat berkisar antara 50-70 ribu, sementara kopi dapat dinikmati dengan harga sekitar 30 ribuan

 

Akses dan Lokasi

Alasse Coffee mudah dijangkau baik dengan mobil maupun motor. Dari Ciawi, kamu hanya perlu melanjutkan perjalanan ke arah Puncak dan setelah melewati jembatan, belok kiri menyusuri jalanan perkampungan. Nanti akan ada plang di persimpangan yang menunjukkan lokasi dari Alasse Coffee. Atau kalau ragu-ragu, lokasinya juga mudah ditemukan melalui Google Maps, menjadikannya pilihan yang praktis untuk dikunjungi.

Stockholm Syndrome, Restoran Swedia di Bogor

Kali ini saya menemukan sebuah restoran yang menjual menu khas Swedia. Saya belum pernah ke Swedia atau pun mencicipi makanan Skandinavia sebelumnya. Jadi ini adalah sebuah pengalaman baru. Nama restorannya adalah Stockholm Syndrome.

 

Lokasi

Restoran ini beralamat di Jalan Pulau Armin No. 15, Baranangsiang, Kota Bogor. Cari saja di google maps. Lokasinya mudah ditemukan, karena berada di dekat Jalan Raya Pajajaran, belok kiri sedikit.

 

Restoran ini mengambil nama dari salah satu kota di Swedia, yang juga merupakan ibu kota negara tersebut, Stockholm. Bertujuan juga supaya mudah ditandai oleh pengunjung bahwa restoran ini menjual makanan-makanan khas Swedia. Di depan pintu masuk, saya langsung disambut dengan sebuah banner dengan tulisan “Swedish Food, Coffee & Garden”. Tagline restoran ini cukup menggambarkan apa yang ditawarkan oleh Stockholm Syndrome, yaitu makanan Swedia, bisa ngopi juga, dan punya ruangan outdoor di bagian belakang serupa garden untuk pengunjung yang memilih bersantap Swedish Food di luar ruangan.

 

Makanan

Nah, tentu yang paling menjadi ciri khas dari restoran ini adalah makanannya. Yang jelas ada menu-menu yang diklaim khas Swedia, seperti kotbullar, swedish meatballs yang cukup populer. Ada pula menu pasta, salmon pesto, herbed chicken, dll. Saya bertanya apa menu yang favorit disini, dan mereka merekomendasikan kotbullar untuk saya cicipi.

 

Kotbullar ini menu utamanya adalah kentang tumbuk dan meatballs, dengan siraman kuah mushroom, ada sedikit potongan acar mentimun, dan selai lingonberry. Rasa dan bumbu yang digunakan cukup berbeda dengan makanan indonesia walaupun kita punya menu yang serupa meatball, yaitu bakso. Perbedaan meatball Swedia adalah mereka tidak terlalu kenyal dan cukup mudah digigit. Benar-benar daging yang dibumbui dan dibentuk bulat-bulat. Rasanya cukup enak. Apalagi perpaduan kentang dan saus jamurnya, karena kebetulan saya pecinta makanan olahan kentang.

 

Suasana

Karena restoran ini mengklaim sebagai restoran Swedia, mereka mencoba menampilkan ornamen-ornamen di restoran dengan pernak-pernik khas Swedia. Mulai dari kata-kata berbahasa Swedia, buku-buku tentang Swedia, poster-poster dan yang cukup menarik ada poster bergambar peta kota Stockholm.

 

Dan seperti yang di jelaskan di awal, restoran ini punya ruangan outdoor selain ruangan indoor. Pengunjung bisa memilih sendiri, mau di dinginnya ruangan ber-AC atau segarnya taman. Sama-sama menyenangkan.

 

Kesan

Ada istilah yang cukup populer di Swedia, dan namanya cukup manis di telinga, yaitu Fika. Fika adalah istilah orang swedia untuk menikmati kopi dengan pastry atau makanan manis lain. Filosofi maknanya adalah untuk mengapresiasi hal-hal baik dalam hidup ini. Di pintu masuk, tertulis “Stockholm Syndrome, home of Swedish Meatballs & Fika”. Swedish meatballs baru saja saya coba dan suatu saat saya ingin mencoba menu Fika.

 

Baca juga: Gudeg Krecek Bu Ayu, Gudeg Khas Jogja di Kota Bogor.

Anami Coffee, Beneran Buka 24 Jam

Dari sejak kuliah dulu, saya punya kebiasaan ngerjain tugas di café atau di lokasi yang menyediakan fasilitas working space, seperti perpustakaan atau lounge asrama. Soalnya kalau ngerjain tugas di dalam kamar, bawaannya pengen rebahan di kasur mulu. Makanya saya sering sekali hunting dari satu café ke café yang lain salah satu tujuannya biar nemu tempat kerja yang nyaman. Nggak muluk-muluk sih kriterianya, yang penting bersih (karena bawa laptop), meja dan bangku yang nyaman, ada wifi, dan ada tempat colokan.

 

Saya adalah tipe orang yang kalau bisa jangan ada jeda kalau ngerjain sesuatu, soalnya kadang-kadang ngumpulin mood untuk memulai lagi tuh susah banget. Nah, makanya saya biasanya nyari café yang tutupnya paling malem biar ada banyak waktu untuk menyelesaikan kerjaan sebelum diusir.

Lokasi

Selepas kuliah, kebiasaan tersebut ternyata berlanjut di dunia kerja. Kadang-kadang ada kerjaan yang saya bawa pulang. Jadi mulailah saya nyari-nyari café di sekitar kota Bogor yang buka kalau bisa sampai tengah malam. Eh, malah dapat café yang buka 24 jam. Nama cafenya adalah Anami Coffee, terletak di Jl. A. Yani No.15, Tanah Sareal, Kec. Tanah Sereal, Kota Bogor. Nah, saking pengennya menunjukkan bahwa mereka bener-bener buka 24 jam, password wifi-nya pun: “beneran24jam”.

 

Menu dan Suasana

Menu yang ditawarkan cukup beragam. Minuman terdiri dari menu kopi dan non kopi. Menu kopinya pun cukup beragam. Signature coffe mereka ada Palmy (kopi dengan palm sugar), Nutty (nutty taste), Spada (pandan coffe), dll. Sedangkan menu minuman non kopi ada mango creamy, matcha latte, anami latte, dll.

 

Kemudian untuk makanan ada makanan kecil sampai makanan berat. Makanan kecilnya biasa lah, ada french fries, kue-kue, pastry, fried banana, dll. Sedangkan makanan berat ada bakmi, beef, dan rice bowl. Harganya juga standar saja, semua item di atas di bawah 50 ribu rupiah.

 

Untuk tempat nongkrongnya, terdiri dari dua pilihan: indoor maupun outdoor. Di bagian indoor lumayan nyaman dengan tempat duduk sofa warna biru, dan ber-AC. Sedangkan outdoor memang lebih banyak dipakai untuk mereka yang pengen nongkrong sambil ngerokok. Yang menarik di dalam ruangan indoor, mereka menggantungkan baju-baju semacam thrifting gitu. Entah hanya pajangan atau memang dijual, belum sempat nanya.

 

Fasilitas lain ada toilet, dan ruang parkir yang lumayan lega untuk mobil dan motor. Oh iya baik ruangan outdoor, maupun indoor sama-sama nyaman buat kerja atau sekadar ngobrol sama kawan.

 

Jadi buat teman-teman yang kebetulan ke Bogor dan kemaleman, bisa banget mampir disini sambil ngopi-ngopi, istirahat bentar. #beneran24jam

 

Baca juga: Raindear Coffee House, Coffee Shop Family Friendly di Bogor.