Long Distance Marriage Survival Kits
Rasanya, Long Distance Marriage (LDM) kali ini harus ‘dirayakan’ dan diabadikan dalam tulisan. Biasanya, LDM antar kota, antar propinsi dan paling jauh antar pulau. Saya menganggap kali ini istimewa karena LDM antar negara, alhamdulillah masih satu benua Asia. Perbedaan waktu pun hanya 2 jam, berasa WIB dan WIT gitu aja meski sudah beda musim. Saya tak pernah menyangka bahwa prosesnya akan secepat ini. Tidak menyangka juga jika tahun ini akan memulai LDM lagi.
Long story short, akhir Juli lalu suami mendapat rejeki berupa lolos beasiswa Pemerintah Korea Selatan untuk melanjutkan S2. Semua proses seakan berjalan sangat cepat termasuk packing pindahan dari Kota Palu, Sulawesi Tengah menuju Kota Ngawi, Jawa Timur. Selain urusan pindahan, segala urusan administrasi cuti, tugas belajar, perijinan ini itu dan segala administrasi dari pihak Pemerintah Korea Selatan pun juga sangat ‘palli palli’ seperti budaya di sana. Semua berjalan cepat.
Baca juga: Suka Duka Menjalin Hubungan Dengan Alumni STAN
Akhirnya kami memutuskan untuk LDM sementara waktu karena beberapa hal penting termasuk urusan sekolah anak. Ya bisa sekolah di Korea Selatan tapi memang ada alasan khusus untuk menunda ikut pindah ke sana. Rasanya LDM antar negara gimana, sih? 😀
Yaaaaa, ternyata begini rasanya hahaha, tetap berat atau malah lebih berat. Ada saat bisa berdiri dengan waras, ada kalanya oleng-oleng dikit aja, ada kalanya ya nangis guling-guling, khusus terakhir ini bercanda 😀
Di sisi lain, sekali pun ada rasa sedih misal lihat ada teman yang bisa pergi bersama suami atau istri mereka, saya tetap bersyukur dengan keadaan saat ini. Saya bersyukur bisa ‘mengantar’ suami hingga bisa melanjutkan pendidikan di jenjang magister. Termasuk bisa meluaskan definisi tentang saling mendukung meski berjauhan. Hal ini pun juga nggak effortless, tetap butuh dukungan agar kami tetap bisa bertahan dengan jarak dan menjaga kesetiaan. Ciieeee…
Lalu, apa saja survival kits untuk LDM yang istimewa kali ini?
- Gawai
Beberapa survival kits yang kami usahakan untuk mendukung LDM kali ini adalah kami akhirnya menyamakan smartphone plus dengan menggunakan satu akun. Tujuannya agar kami bisa langsung mengakses galeri foto secara otomatis tanpa harus saling mengirim foto melalui Whatsapp atau Telegram.
- Internet
Setelah menyamakan gawai, saya pun nambah router dan upgrade internet. Selain wifi, tentu saja harus siap punya jatah paket data. Keberadaan internet ini tidak hanya untuk komunikasi dengan suami tetapi untuk tetap produktif menghasilkan cuan atau nulis di blog. Iya, punya kegiatan selain bersama anak, pelaku LDM macam saya harus punya kegiatan untuk diri sendiri. Terlebih kalau itu bisa memberi kepuasaan dan makin lebih lebih lagi bisa menghasilkan cuan. Iya, nggak sih? 😀
Kan lumayan juga kalau dipakai traveling bareng anak untuk refreshing hehehe…
- Buku
Nah, buku juga jadi salah satu survival kits untuk saya. Saat mengawasi anak yang sedang main mandiri, nyuci baju atau sebelum tidur, saya biasanya menikmati momen-momen seperti itu dengan membaca buku. Saya lebih suka buku fisik daripda ebook. Kalau bentuk fisik ada aroma kertas yang menenangkan. Membaca buku juga bisa mengurangi kecemasan atau kegalauan yang seringnya tanpa alasan.
- Aplikasi Nonton Streaming
Selain aplikasi untuk mendukung kegiatan membaca, saya pun juga langganan beberapa aplikasi nonton streaming. Saya paling suka nonton KDrama kemudian mini series semacam Lupin, Sherlock Holmes, Blacklist, Working Mom, Kungfu Panda atau film-film Hollywood. Selama ini saya langganan di antaranya Netflix, VIU, Disney Hotstar, dan Vidio.
Itu dia empat LDM survival kits ala saya 😀😀
Jikalau teman-teman ada ide atau saran survival kits yang bisa ditambahkan agar tetap waras selama LDM ini. Boleh banget tinggalkan saran di kolom komentar 😀😀
Yuuk yuukkk yuukkk 😀😀
Yang pasti survival kit harus ada gawai dan internet ya hehehe karena dengan dua benda itu kita bisa terhubung dengan dunia luar
Saya belum pernah ngalamin LDM sih. Cuman kalau pas dinas luar kota 1-3 hari, saya manfaatkan untuk nulis. LDM kit saya adalah Laptop.
Btw, keren banget bisa dapat beasiswa ke Korea… Congrats ya
Baca buku cetak juga jadi hobi aku, dalam banyak situasi.
Akupun masih lebih nyaman bacq buku yang versi cetak.
Isi bacaan lebih banyak tercerna dan lebih tahan lama.
Tepat buat salah sayu survival kits.
survival kit ala aku kalau lg gabut, hmmm, aku tuh udah lama ga baca buku. Hawanya ngantuk aja. Tp utk nonton sih hayolah.
Jadi inget waktu menantu saya long distance marriage sesudah menikah
dia ngerasa sayang pada karirnya karena sudah diangkat sebagai pekerja staff dan gajinya gede, maklum perusahaan asing
tapi saya bilang, alasannya jangan karena uang/rezeki karena berarti gak percaya Allah akan memberi gantinya
wah lucu amat aada long distance marriage survival kits, tapi ya memang karena berjauhan jd memang hrs mencari cara utk stay intimate dan menjaga komitmen bersama ya
Saya pernah LDM kak, walau pada akhirnya harus pisah beneran hihii…
Jadi saran yang paling penting itu adalah komunikasi, terbuka dan jujur.
Smoga segera rampung S2 nya dan bisa berkumpul kembali….
Kakaknya kawan saya ada yang LDM karena istrinya kerja di Jawa sementara kakaknya itu di Balikpapan, jadi terpisah jarak. Yang penting saling menjaga komitmen saja ya Mbak.
Luar biasa sekali ini mbaknya LDM antar negara. Dan komunikasi emang penting banget ya mba supaya tetap terasa dekat. Sejak ada layanan streaming film, aku jadi agak males baca lho mba, baca selembar aja rasanya nguantuk luar biasa kalau nonfiksi
Udah kebayang jaman now tanpa smartphone dan koneksi internet rasanya mati gaya. Apalagi buat komunikasi sama yayangbebeb
LDR menjadikan keutuhan ikatan cinta makin Kokok ya …
Aduh, selamat LDM ya, Mba. Aku nggak bisa bayangin kalau mengalami hal serupa. Makanya mikir2 nih mau lanjut S2 dimana he he. Tapi tiap ditinggal suami pergi, ya aku hanya bisa nonton drakor atau baca buku. Tapi tetep ya, dalam hati nggak ada survive2nya haha
LDR bs bgt dijalani dgn baik.asalkan komitmen ya.
Teknologi juga berperan besar, supaya LDR makin baik.
Waah semangat Mbak semoga dikuatkan dan selalu bersukacita menjalani LDM tapi hikmahnya kalau ke korsel berarti someday bisa aja Mbak ikut kesana atau menemui suami kesana pastu seru hehe
Saya pun pernah mengalami LDM diawal menikah mbak. Seru juga ternyata meski yang namanya menikah pasti adalah romantika hidupnya ya..
Semangaatt dan semoga bisa lekas nyusul ke negeri para Oppa
Dulu mantan rekan kerja daku juga LDM, kata dia sesuatu banget bisa ketemu suaminya beberapa bulan. Namun dengan saling percaya dan komunikasi jadi kuncinya ya
Keep strong, kak..
Aku juga berasa LDM kalau suami sedang hectic pekerjaan. Tapi tetap yaa, bagaimanapun, ada anak-anak yang membutuhkan perhatian dan cinta.
Suka banget sama survival kits nya..
Aku penasaran sama Bookmory. Kaya apakah?
semacam Goodreads gitu Mba tapi lebih seru biar makin semangat baca… 😀
Kunci dari LDM ini saling percaya ya mba… Komunikasi tetap dijaga.. jauh Dekat hububgab pasti ada resikonya
Keren suaminya mbak bisa mampir ke kedai kimbab drama favorit saya, iri deh😁. Nggak pernah ngerasain LDM sih, tapi ngeblog juga termasuk survival kits buat LDM kan mbak? Hihi.
Saya pernah LDM beberapa bulan saat suami kerja di luar kota. Beda provinsi memang. Agak sulit buat saya, mellow terus bawaannya. Alhamdulillah sih sekarang udah balik lagi ke kota yang sama. Untungnya dulu di sini saya dekat dengan ortu
Kita bersyukur ya bisa hidup di era di mana digital bisa di genggaman dengan mudah
LDR kek, LDVR kek, kalau kontrol diri dengan banyak belajar, baca buku, nonton kayaknya sih oke oke aja jeng
Wah selamat ya bisa sekolah S2 di Korea. Keren. Rejeki tuh karena dimudahkan urusannya. Kalau LSM gak bisa jauh dari internet dan gawai ya. Biar bisa komunikasi sama keluarga di Indonesia
aku juga biasanya pakai aplikasi streaming yang bisa nobar 😀
[…] Baca juga: Long Distance Survival Kits, Cerita LDR antar negara. […]