Ruang Tumbuh & Bersenang-Senang

Long Distance Marriage Survival Kits

24

 

Rasanya, Long Distance Marriage (LDM) kali ini harus ‘dirayakan’ dan diabadikan dalam tulisan. Biasanya, LDM antar kota, antar propinsi dan paling jauh antar pulau. Saya menganggap kali ini istimewa karena LDM antar negara, alhamdulillah masih satu benua Asia. Perbedaan waktu pun hanya 2 jam, berasa WIB dan WIT gitu aja meski sudah beda musim. Saya tak pernah menyangka bahwa prosesnya akan secepat ini. Tidak menyangka juga jika tahun ini akan memulai LDM lagi.

 

Kedai Kimbab dalam Drama Extraordinary Attorney Woo ^^

 

Long story short, akhir Juli lalu suami mendapat rejeki berupa lolos beasiswa Pemerintah Korea Selatan untuk melanjutkan S2. Semua proses seakan berjalan sangat cepat termasuk packing pindahan dari Kota Palu, Sulawesi Tengah menuju Kota Ngawi, Jawa Timur. Selain urusan pindahan, segala urusan administrasi cuti, tugas belajar, perijinan ini itu dan segala administrasi dari pihak Pemerintah Korea Selatan pun juga sangat ‘palli palli’ seperti budaya di sana. Semua berjalan cepat.

 

Baca juga: Suka Duka Menjalin Hubungan Dengan Alumni STAN 

 

Akhirnya kami memutuskan untuk LDM sementara waktu karena beberapa hal penting termasuk urusan sekolah anak. Ya bisa sekolah di Korea Selatan tapi memang ada alasan khusus untuk menunda ikut pindah ke sana. Rasanya LDM antar negara gimana, sih? 😀

Yaaaaa, ternyata begini rasanya hahaha, tetap berat atau malah lebih berat. Ada saat bisa berdiri dengan waras, ada kalanya oleng-oleng dikit aja, ada kalanya ya nangis guling-guling, khusus terakhir ini bercanda 😀

 

Di sisi lain, sekali pun ada rasa sedih misal lihat ada teman yang bisa pergi bersama suami atau istri mereka, saya tetap bersyukur dengan keadaan saat ini. Saya bersyukur bisa ‘mengantar’ suami hingga bisa melanjutkan pendidikan di jenjang magister. Termasuk bisa meluaskan definisi tentang saling mendukung meski berjauhan. Hal ini pun juga nggak effortless, tetap butuh dukungan agar kami tetap bisa bertahan dengan jarak dan menjaga kesetiaan. Ciieeee…

 

Lalu, apa saja  survival kits untuk LDM yang istimewa kali ini?

 

  • Gawai

Beberapa survival kits yang kami usahakan untuk mendukung LDM kali ini adalah kami akhirnya menyamakan smartphone plus dengan menggunakan satu akun. Tujuannya agar kami bisa langsung mengakses galeri foto secara otomatis tanpa harus saling mengirim foto melalui Whatsapp atau Telegram.

 

  • Internet

Setelah menyamakan gawai, saya pun nambah router dan upgrade internet. Selain wifi, tentu saja harus siap punya jatah paket data. Keberadaan internet ini tidak hanya untuk komunikasi dengan suami tetapi untuk tetap produktif menghasilkan cuan atau nulis di blog. Iya, punya kegiatan selain bersama anak, pelaku LDM macam saya harus punya kegiatan untuk diri sendiri. Terlebih kalau itu bisa memberi kepuasaan dan makin lebih lebih lagi bisa menghasilkan cuan. Iya, nggak sih? 😀

Kan lumayan juga kalau dipakai traveling bareng anak untuk refreshing hehehe…

 

  • Buku

 

Nah, buku juga jadi salah satu survival kits untuk saya. Saat mengawasi anak yang sedang main mandiri, nyuci baju atau sebelum tidur, saya biasanya menikmati momen-momen seperti itu dengan membaca buku. Saya lebih suka buku fisik daripda ebook. Kalau bentuk fisik ada aroma kertas yang menenangkan. Membaca buku juga bisa mengurangi kecemasan atau kegalauan yang seringnya tanpa alasan.

 

  • Aplikasi Nonton Streaming

 

Selain aplikasi untuk mendukung kegiatan membaca, saya pun juga langganan beberapa aplikasi nonton streaming. Saya paling suka nonton KDrama kemudian mini series semacam Lupin, Sherlock Holmes, Blacklist, Working Mom, Kungfu Panda atau film-film Hollywood. Selama ini saya langganan di antaranya Netflix, VIU, Disney Hotstar, dan Vidio.

 

Itu dia empat LDM survival kits ala saya 😀😀

Jikalau teman-teman ada ide atau saran survival kits yang bisa ditambahkan agar tetap waras selama LDM ini. Boleh banget tinggalkan saran di kolom komentar 😀😀

Yuuk yuukkk yuukkk 😀😀

24 Comments
  1. Bayu Fitri says

    Yang pasti survival kit harus ada gawai dan internet ya hehehe karena dengan dua benda itu kita bisa terhubung dengan dunia luar

    1. Taufiqur rahman says

      Saya belum pernah ngalamin LDM sih. Cuman kalau pas dinas luar kota 1-3 hari, saya manfaatkan untuk nulis. LDM kit saya adalah Laptop.
      Btw, keren banget bisa dapat beasiswa ke Korea… Congrats ya

  2. Nefertite Fatriyanti says

    Baca buku cetak juga jadi hobi aku, dalam banyak situasi.
    Akupun masih lebih nyaman bacq buku yang versi cetak.
    Isi bacaan lebih banyak tercerna dan lebih tahan lama.
    Tepat buat salah sayu survival kits.

  3. Diah Woro Susanti says

    survival kit ala aku kalau lg gabut, hmmm, aku tuh udah lama ga baca buku. Hawanya ngantuk aja. Tp utk nonton sih hayolah.

  4. Maria G says

    Jadi inget waktu menantu saya long distance marriage sesudah menikah

    dia ngerasa sayang pada karirnya karena sudah diangkat sebagai pekerja staff dan gajinya gede, maklum perusahaan asing

    tapi saya bilang, alasannya jangan karena uang/rezeki karena berarti gak percaya Allah akan memberi gantinya

  5. Shyntako says

    wah lucu amat aada long distance marriage survival kits, tapi ya memang karena berjauhan jd memang hrs mencari cara utk stay intimate dan menjaga komitmen bersama ya

  6. Suci says

    Saya pernah LDM kak, walau pada akhirnya harus pisah beneran hihii…

    Jadi saran yang paling penting itu adalah komunikasi, terbuka dan jujur.

    Smoga segera rampung S2 nya dan bisa berkumpul kembali….

  7. Annisa Tang says

    Kakaknya kawan saya ada yang LDM karena istrinya kerja di Jawa sementara kakaknya itu di Balikpapan, jadi terpisah jarak. Yang penting saling menjaga komitmen saja ya Mbak.

  8. Gemaulani says

    Luar biasa sekali ini mbaknya LDM antar negara. Dan komunikasi emang penting banget ya mba supaya tetap terasa dekat. Sejak ada layanan streaming film, aku jadi agak males baca lho mba, baca selembar aja rasanya nguantuk luar biasa kalau nonfiksi

  9. Okti Li says

    Udah kebayang jaman now tanpa smartphone dan koneksi internet rasanya mati gaya. Apalagi buat komunikasi sama yayangbebeb
    LDR menjadikan keutuhan ikatan cinta makin Kokok ya …

  10. Ratri says

    Aduh, selamat LDM ya, Mba. Aku nggak bisa bayangin kalau mengalami hal serupa. Makanya mikir2 nih mau lanjut S2 dimana he he. Tapi tiap ditinggal suami pergi, ya aku hanya bisa nonton drakor atau baca buku. Tapi tetep ya, dalam hati nggak ada survive2nya haha

  11. Nurul Rahma says

    LDR bs bgt dijalani dgn baik.asalkan komitmen ya.
    Teknologi juga berperan besar, supaya LDR makin baik.

  12. rizka edmanda says

    Waah semangat Mbak semoga dikuatkan dan selalu bersukacita menjalani LDM tapi hikmahnya kalau ke korsel berarti someday bisa aja Mbak ikut kesana atau menemui suami kesana pastu seru hehe

  13. Annisakih says

    Saya pun pernah mengalami LDM diawal menikah mbak. Seru juga ternyata meski yang namanya menikah pasti adalah romantika hidupnya ya..
    Semangaatt dan semoga bisa lekas nyusul ke negeri para Oppa

  14. Fenni Bungsu says

    Dulu mantan rekan kerja daku juga LDM, kata dia sesuatu banget bisa ketemu suaminya beberapa bulan. Namun dengan saling percaya dan komunikasi jadi kuncinya ya

  15. lendyagassi says

    Keep strong, kak..
    Aku juga berasa LDM kalau suami sedang hectic pekerjaan. Tapi tetap yaa, bagaimanapun, ada anak-anak yang membutuhkan perhatian dan cinta.
    Suka banget sama survival kits nya..
    Aku penasaran sama Bookmory. Kaya apakah?

    1. cindiriy says

      semacam Goodreads gitu Mba tapi lebih seru biar makin semangat baca… 😀

    2. Utie adnu says

      Kunci dari LDM ini saling percaya ya mba… Komunikasi tetap dijaga.. jauh Dekat hububgab pasti ada resikonya

  16. Yanti Ani says

    Keren suaminya mbak bisa mampir ke kedai kimbab drama favorit saya, iri deh😁. Nggak pernah ngerasain LDM sih, tapi ngeblog juga termasuk survival kits buat LDM kan mbak? Hihi.

  17. Lia Yuliani says

    Saya pernah LDM beberapa bulan saat suami kerja di luar kota. Beda provinsi memang. Agak sulit buat saya, mellow terus bawaannya. Alhamdulillah sih sekarang udah balik lagi ke kota yang sama. Untungnya dulu di sini saya dekat dengan ortu

  18. Tanti Amelia says

    Kita bersyukur ya bisa hidup di era di mana digital bisa di genggaman dengan mudah

    LDR kek, LDVR kek, kalau kontrol diri dengan banyak belajar, baca buku, nonton kayaknya sih oke oke aja jeng

  19. Wahyuindah says

    Wah selamat ya bisa sekolah S2 di Korea. Keren. Rejeki tuh karena dimudahkan urusannya. Kalau LSM gak bisa jauh dari internet dan gawai ya. Biar bisa komunikasi sama keluarga di Indonesia

  20. duniamasak says

    aku juga biasanya pakai aplikasi streaming yang bisa nobar 😀

  21. […] Baca juga: Long Distance Survival Kits, Cerita LDR antar negara. […]

Your email address will not be published.