Ruang Tumbuh & Bersenang-Senang

Pengalaman Tak Terlupakan Menikmati Immersive Art di Arte Museum Jeju

0

Jeju

Museum seringkali identik dengan hal-hal berbau sejarah masa lalu yang bagi sebagian orang cenderung membosankan. Misalnya museum yang terkenal di Jakarta, Museum Fatahillah yang berisi barang-barang bersejarah peninggalan masa kolonial Belanda. Atau di samping Museum Fatahillah, ada Museum Wayang yang menyimpan koleksi beragam jenis wayang dari seluruh Indonesia.

Museum King Sejong
Museum King Sejong.

Namun, di Korea persepsi saya tentang museum menjadi seketika berbeda dengan banyaknya varian museum yang ditawarkan. Dari yang memang menceritakan sejarah masa lalu, misalnya Museum King Sejong di komplek Gwanghamun Plaza yang menceritakan peran King Sejong dalam menciptakan huruf Korea (Hangeul) seperti yang kita kenal sekarang sampai museum dengan tema unik dan nyentrik.

Museum King Sejong
Museum King Sejong.

Di Kota Suwon sendiri, dimana saya tinggal, ada Museum Toilet, yang isinya tentu saja tentang sejarah toilet dan koleksi macam-macam toliet seluruh dunia. Bangunannya saja berbentuk seperti maaf kotoran manusia. Ada lagi Love Land Museum di Jeju yang menampilkan koleksi konten-konten dewasa yang dikemas dengan nuansa artistik sehingga tidak terlalu vulgar untuk ditampilkan.

Arte Museum Jeju

Nah, kali ini saya berkesempatan mengunjungi Arte Museum di Pulau Jeju yang mengusung konsep “immersive media art exhibition space”. Terdengar rumit ya? Namanya juga seni modern, biasanya kan harus kelihatan rumit dulu biar kelihatan keren, hehe. 😀

Arte Museum Jeju
Ruangan yang seakan-akan kita berada dalam ruangan bernuansa klasik Eropa, lengkap dengan lukisan-lukisan klasik.

Let me explain slowly, apa sih maksudnya. Jadi, dari konsep di atas ada tiga key words yang perlu digarisbawahi: media art, exhibition space dan immersive. Media Art, karena nama museumnya adalah Arte Museum, maka jelas bahwa apa yang ingin ditampilkan adalah berupa karya seni. Karya seni yang seperti apa?

Arte Museum Jeju

Masuk keyword kedua exhibition space, yang berarti karya seni yang ditampilkan dikonsep dalam bentuk exhibition/pameran dalam suatu space/ruang tertentu. Tapi karya seni dalam ruangan tadi harus berbentuk immersive. Immersive mengacu pada sebuah pengalaman pengunjung dimana mereka merasa terlibat dan menyatu dengan karya seni yang ditampilkan. Contoh mudah dari pengalaman immersive adalah pemakaian Virtual Reality atau bioskop 3D.

Arte Museum Jeju

Nah, ada gambaran atau makin bingung? Hehe. Intinya adalah, pengunjung tidak hanya memandang pameran seni dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi tapi bisa langsung berada di tengah-tengah pameran dan merasakan menjadi bagian dari sebuah karya seni. Media yang digunakan sebagian besar adalah proyektor yang menampilkan permainan cahaya di dalam ruangan dan didramatisasi dengan menambah efek suara menyesuaikan dengan temanya. Lebih jelasnya silakan dilihat foto-fotonya saja, pasti akan faham.

Arte Museum Jeju
(Suasana) Pantai Virtual.

Macam-Macam Immersive Art

Arte Museum Jeju
Hutan bunga.

Di dalam Arte Museum Jeju sendiri menampilkan banyak tema karya seni yang bisa dinikmati dalam sebuah gedung yang dari luar mirip sebuah gudang yang besar. Tidak heran karena memang bangunan yang dipakai memang bekas warehouse yang dimodifikasi.

  1. Ruangan yang nampak seperti berada dalam hutan bunga.
  2. Ruangan yang seakan-akan kita berada dalam ruangan bernuansa klasik Eropa, lengkap dengan lukisan-lukisan klasik.
  3. Pantai virtual dengan berbagai suasana (cerah, senja, badai, dll)
  4. Air terjun virtual dengan efek suara air terjun yang berisik
  5. Ruangan dengan efek tanpa batas (infinity room) yang berisi lampion warna-warni.

Selain yang disebutkan di atas, masih ada lagi sebenarnya tema-tema lain yang disuguhkan. Tapi karena memang saking bagusnya jadi lupa untuk banyak ambil foto dan lebih banyak keliling menikmati “immersive art”-nya. Tema lain yang masih ada misalnya: hutan virtual yang berisi macam-macam binatang, ruangan dengan lampion berbentuk kelinci, dan ruangan yang menampilkan objek wisata di Pulau Jeju, dalam bentuk virtual tentu saja.

Fasilitas

Fasilitas yang ditawarkan selain museumnya sendiri ada Convenience Store (Seven Eleven), toilet dan toko souvenir khas Jeju di pintu keluar museum. Selain itu, karena lokasi museum yang agak sedikit jauh dari jangkauan transportasi umum, banyak taksi yang parkir di luar museum.

Lokasi dan Biaya Masuk

Arte Museum Jeju

Alamat lengkap Arte Museum jeju adalah di 478 Eorimbi-ro, Jeju-si, Jeju-do. Buka dari pukul 10:00 pagi sampai dengan pukul 20:00. Pelayanan pembelian tiket terakhir adalah pukul 19:00. Harga tiketnya sendiri adalah 17.000 Won (sekitar 190.000 rupiah) untuk dewasa. Kalau saya pribadi tidak menyesal membayar sebesar harga tiket bila dibandingkan pengalaman yang didapat, benar-benar beda dan fun.

Penggagas dan Cabang Arte Museum

Arte Museum diorganisasi oleh perusahaan digital design bernama D’strict yang kantor pusatnya berbasis di Gangnam, Seoul, Korea Selatan. Arte Museum di Jeju adalah yang pertama. Selain di Jeju sudah banyak Arte Museum dengan konsep yang sama yang dibuka di Korea bahkan beberapa ada di luar Korea.

Cabang lain ada di Busan (Korea), Gangneung (Korea), Yeosu (Korea), Las Vegas (US), Dubai (UEA), Chengdu (China), dan Hongkong.

 

Baca juga: Menikmati Romantisme The Garden of Morningcalm Saat Musim Dingin.

Leave A Reply

Your email address will not be published.