Rekomendasi Kuliner yang Wajib Dicoba di Sekitar Pasar Wisata Tawangmangu

Rekomendasi Kuliner Tawangmangu

Kuliner rasanya menjadi hal yang tidak bisa dilewatkan ketika kita sedang bepergian atau traveling. Kuliner seakan menjadi jendela informasi untuk mengenal lebih dekat daerah yang sedang kita kunjungi. Saya juga merasakan hal yang semacam itu. Ketika berada di tempat atau kota yang baru saya datangi, kuliner selalu jadi top bucket list yang harus ada dalam agenda.

Sate Kambing Pak Pur

Saat berlibur ke Tawangmangu beberapa saat lalu, selain berkunjung ke destinasi yang sangat ingin saya kunjungi, kuliner juga menjadi bagian yang penting. Ada menu kuliner yang memang baru bagi saya, ada juga yang menunya bisa dijumpai di kota mana pun tetapi menjadi primadona di kota yang sedang saya kunjungi. Berikut adalah rekomendasi kuliner di sekitar Pasar Wisata Tawangmangu yang wajib Teman-Teman cicipi ^^

Cothot

Sate Kambing Pak Pur

Sate Kambing Pak Pur

Menu sate kambing tentu bisa kita jumpai di kota mana pun, tetapi Sate Kambing Pak Pur di Tawangmangu ini wajib masuk bucket list kuliner saat di Tawangmangu. Sate Kambing Pak Pur Tawangmangu ini selain memang enak, ternyata harganya juga sangat terjangkau alias murce bingit! Warungnya selalu ramai dikunjungi terlebih saat jam makan siang. Meski antri panjang, penantian panjang terbayar dengan lezatnya.

Cerita lengkapnya ada di sini ^^

Cothot

Cothot

Bagi saya, ini adalah camilan baru. Bentuknya mirip pastel dengan bahan utamanya adalah singkong. Teksturnya mirip gethuk tapi beda, enak banget dimakan saat pagi di mana udara Tawangmangu terasa dingin. Cita rasa Cothot ini manis plus gurih dari singkong. Jika ingin menikmati Cothot ini harus rela antri bersama warga lokal di pojok Pasar Wisata Tawangmangu pagi hari.

Kenapa namanya Cothot? Cerita lengkapnya ada di blogpost saya minggu lalu, di sini yaaa ^^

Cothot

Rolade

Rolade yang saya tahu selama ini adalah adonan daging sapi atau ayam yang dibungkus daun pisang mirip lontong dikukus kemudian digoreng atau bisa dimasak dengan kuah. Namun, saat berada di Tawangmangu dan melewati banyak penjual gorengan, mata saya tertarik pada camilan bulat berwarna hijau yang ternyata bernama Rolade.

Rolade

Rolade yang saya temui di Tawangmangu terbuat dari daun singkong dicampur tahu putih, nggak tahu sih ada tambahan telurnya atau tidak. Bentuknya bulat, setelah dikepal kemudian dilumuri tepung lanjut digoreng. Nikmat sekali dimakan selagi hangat dengan cabai hijau.

 

Adakah rekomendasi lain kuliner favorit kalian di Tawangmangu?

Berburu Cothot Goreng di Pasar Wisata Tawangmangu

Cothot

Pagi hari sebelum jam sarapan hotel, saya memutuskan untuk keluar jalan-jalan. Iyap, jalan kaki sendirian adalah me-time hahaha! Tujuan saya pagi itu adalah Pasar Wisata Tawangmangu. Suasananya asik untuk jalan kaki apalagi ditemani dengan udara sejuk cenderung dingin.

Cothot

Sampai di pojok Pasar Tawangmangu, ada mobil pick-up yang sudah dimodifikasi dikelilingi banyak orang, kebanyakan sih warga lokal alias warlok. Setelah mendekat, mata saya berbinar membaca tulisan ‘Makanan Tradisional, Cothot Disajikan Hangat’. Nama jajan tradisional yang beneran asing di telinga saya. Akhirnya saya ikutan antri.

Cothot

Cothot

Cothot adalah makanan khas Jawa Tengah. Pertama kali baca namanya terasa unik dan setelah ngobrol dengan ibu penjualnya, Cothot memiliki arti muncrat atau keluar tiba-tiba (isian gula leleh di dalamnya). Saya yang orang Jawa baru tahu soal ini. Cothot memiliki rasa yang manis karena bahan isiannya adalah gula pasir yang meleleh dengan sendirinya ketika digoreng. Cothot bahan utamanya adalah singkong yang dibentuk menyerupai kue pastel.

Cothot

Cothot siap santap teksturnya krispi bagian luar dan empuk bagian dalam serta lumer manis dari gula yang meleleh. Di beberapa kota di Jawa Tengah, ada yang menyebut Cothot dengan Gemblong Cothot misal di Kota Salatiga dan Bandungan. Cothot yang saya nikmati di Tawangmangu ini mirip getuk, ada juga yang dicampur dengan parutan kelapa muda. Pokoknya enak, pas dinikmati di tengah udara dingin Tawangmangu.

Cothot

Lokasi dan Harga

Cothot goreng Tawangmangu ini dijual di atas mobil pick-up di pojok Pasar Wisata Tawangmangu, tepat di depan Koramil 08 Tawangmangu. Saya kurang tahu dari jam berapa mulai jualan, tapi pukul 07.00 saat saya ikut antri, itu sudah kloter terakhir sebelum habis 😀

Cothot
Pelanggan terakhir.

Cothot dijual Rp 1.000,00 tiap biji yang sudah digoreng. Murah banget kan? 😀 Selain digoreng, Cothot juga dijual dalam versi belum digoreng. Cothot yang belum digoreng juga bisa langsung disantap tapi gulanya belum meleleh. Jadi tergantung selera ya, misal menghindari camilan yang digoreng tetap bisa menikmati Cothot.

 

Baca juga: Sate Kambing Pak Pur, Menu Makan Siang di Tawangmangu yang Wajib Dicoba.

Sempurnakan Liburan ke Tawangmangu dengan Kuliner Sate Kambing Pak Pur

Sate kambing Pak Pur
Sate Kambing Pak Pur
Lokasi: Pojok Terminal Tawangmangu

Liburan ke Tawangmangu paling cocok jika menikmati makan siang enak dengan menu sate kambing. Apalagi di Tawangmangu udaranya cenderung dingin bahkan saat siang hari, menu sate kambing dan tengkleng akan jadi pasangan serasi. Kali ini saya punya rekomendasi sate kambing enak di daerah Tawangmangu.

Sate Kambing Pak Pur

Sate Kambing Pak Pur, begitulah nama yang tertulis di papan. Ini adalah kali pertama saya makan di Sate Kambing Pak Pur. Meski baru pertama kali tapi nama Sate Kambing Pak Pur sudah familiar di telinga saya karena sering mendengar cerita dari teman-teman atau tetangga yang sudah sering datang ke sini.

Sate Kambing Pak Pur

Menu dan Harga

Sate Kambing Pak Pur

Sate Kambing Pak Pur menyediakan beberapa pilihan menu tapi menu primadonanya tentu saja adalah sate kambing. Selain itu ada menu sate sapi, gule, tengkleng, tongseng, sate ayam dan ayam bakar. Nasi bisa dipesan terpisah. Untuk menu minuman tersedia es teh, teh hangat, es jeruk, jeruk hangat dan air putih.

Sate Kambing Pak Pur

Soal harga bikin kaget juga sih karena menurut saya masih termasuk terjangkau ya. Gimana nggak, satu porsi sate kambing cukup dibayar sebesar Rp 19.000,00 dengan potongan yang cukup besar. Sate sapi ada di harga Rp 20.000,00 tiap porsinya. Kemarin saat makan siang di Sate Kambing Pak Pur total pesanan saya adalah Rp 70.000,00.

Kesan

Sate Kambing Pak Pur

Hal pertama yang terasa tentu saja senang ya, namanya juga liburan lebih-lebih ke tempat yang memang sudah lama masuk bucket list. Yap, meski Tawangmangu ini terhitung dekat dari Ngawi, dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam, saya baru bisa checklist sekarang hahaha 😀 Apalagi bisa menyempurnakan dengan makan siang di Sate Kambing Pak Pur yang memang sudah terkenal.

Sate Kambing Pak Pur

Sate kambing yang saya pesan di sini memiliki potongan yang cukup besar. Tipe sate kambing kombinasi daging kambing dan lemak. Disajikan dengan bumbu yang ringan berupa kecap dan merica serta potongan kubis, tomat, cabai dan bawang merah. Tongseng di Sate Kambing Pak Pur memiliki cita rasa gurih bukan dominan manis dengan isian yang daging melimpah, potongan sayur dan tomat.

Lokasi

Sate Kambing Pak Pur
Warung pertama di pojok Terminal Tawangmangu.

Di Tawangmangu, Sate Kambing Pak Pur berada di tiga tempat. Tempat pertama berada di pojok Terminal Tawangmangu. Di pojok Terminal Tawangmangu ini Sate Kambing Pak Pur berdiri sejak tahun 1971. Kemarin saya menikmati hidangan Sate Kambing Pak Pur di warung pojok Terminal Tawangmangu ini. Di sini area parkir cukup lega.

Sate Kambing Pak Pur
Warung kedua ini terletak tepat di pinggir jalan utama.

Lokasi kedua berada di pinggir jalan utama Pasar Wisata Tawangmangu, tidak jauh dari lokasi Sate Kambing Pak Pur yang pertama. Lokasi kedua ini sangat mudah ditemukan karena berada di pinggir jalan raya dan sangat ramai. Kalau sudah ketemu banyak mobil parkir dan banyak asap mengepul itu artinya Sate Kambing Pak Pur. Ini warung yang paling ramai dengan area parkir roda empat yang terbatas tapi jangan khawatir karena ada bapak parkir yang akan membantu.

Lokasi ketiga masih berada di Jalan utama Tawangmangu, tepatnya di Jalan Raya Matesih-Tawangmangu No.17, seberang Hotel Kesambi/Agro Tawangmangu. Lokasi ketiga ini untuk parkir lebih nyaman dan nggak seramai di lokasi kedua.

Sate Kambing Pak Pur

Saya pribadi lebih suka di lokasi yang pertama karena area parkirnya cukup lega berada di Terminal Tawangmangu. Meski tempatnya termasuk paling kecil dari dua warung lainnya, rasa history-nya lebih kental karena warung di Terminal Tawangmangu ini menjadi cikal bakal lahirnya Sate Kambing Pak Pur. Alasan lain, karena warung pertama ini nggak seramai warung kedua dan ketiga.

 

Yuuk, masukkan Tawangmangu ke bucketlist liburan kalian dan jangan lupa mampir ke Sate Kambing Pak Pur yaa ^^

 

Baca juga: Meurdeu Sriwedari, Street Coffee Istimewa di Jantung Kota Solo.